Upaya meningkatkan efisiensi dalam proses pendidikan ternyata membawa dampak baru yang tak disadari. Siswa yang terlalu dibatasi dengan target-target ketat kini mulai kehilangan ruang untuk berkreasi dan bereksplorasi.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak sekolah dan lembaga pendidikan menerapkan sistem pembelajaran yang berfokus pada efektivitas waktu dan hasil akademik. Guru dituntut untuk menyelesaikan materi dalam tempo tertentu, sementara siswa diarahkan untuk mencapai skor yang tinggi dalam waktu singkat. Â
Namun, sistem ini dinilai membatasi perkembangan kreativitas siswa. Proses belajar yang seharusnya menjadi ruang eksplorasi ide dan inovasi, kini berubah menjadi sekadar memenuhi target nilai. Â
Kalau semua tugas sudah ada jawabannya, siswa jadi tidak sempat berpikir kreatif," ungkap Dr. Rina Mulyani, pakar pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia. Ia menambahkan bahwa kreativitas tidak bisa dibangun dalam tekanan waktu yang ketat. Â
Contoh nyata terlihat dalam tugas-tugas akademik yang lebih menuntut kecepatan ketimbang eksplorasi ide. Banyak siswa cenderung memilih jalan pintas daripada mencoba pendekatan baru dalam menyelesaikan masalah. Kondisi ini dikhawatirkan akan menghambat kemampuan siswa dalam berinovasi di masa depan. Â
Beberapa sekolah sudah mulai mengatasi masalah ini dengan mengembangkan metode pembelajaran berbasis proyek terbuka, di mana siswa diberi kebebasan menentukan pendekatan penyelesaian mereka sendiri. Metode ini diyakini dapat menjaga keseimbangan antara efisiensi dan kreativitas dalam pembelajaran.
Efisiensi memang penting dalam dunia pendidikan modern, namun bukan berarti kreativitas harus dikorbankan. Menemukan keseimbangan antara keduanya menjadi kunci agar siswa tidak hanya sekadar cerdas akademik, tetapi juga mampu menjadi pemikir inovatif yang dibutuhkan di era global saat ini.
Oleh : Griet Greis
Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP Untirta / 6A
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI