Mata tertutup, yang ada hanyalah kegelapan. Sebelum jiwa terlelap, sedikit-sedikit ada banyang-banyang yang entah bagaimana secara acak muncul kedalam pikiran kita. Entah besok pagi makan apa, atau sesekali flashback ke masa lalu. Ya, tak bisa dipungkiri baik secara sadar maupun tidak sadar, saya sangat merindukan kehidupan normal orang-orang jauh sebelum covid-19 datang ke dunia ini.
Semacam ada rasa menyesal, menyesal tidak menikmati secara maksimal momen-momen yang pernah hadir menghampiri. Sekedar bercanda di nasgor dekat kampus, atau diskusi panjang soal masa depan di kosan teman. Memang perkataan "Romantisme Masa Lalu" adalah sebuah perkataan yang tepat. Masa lalu adalah selalu tentang momen-momen romantis dalam hidup kita, jauh sebelum berbagai masalah tidak sekompleks sekarang. Tapi selain itu, ada juga rasa syukur. Rasa syukur bahwa setidaknya ada "pernah" yang telah dilalui. Meskipun mungkin, diwarnai dengan cerita pedih, senang, membingungkan, dan membanggakan.
Setelah kurang lebih 2 tahun, hari-hari hanya dipenuhi kegiatan dirumah saja. Layar laptop, layar hp, layar laptop, layar hp. Kegiatan hanya sebatas kegiatan dunia maya yang terkadang memicu stres yang sebenarnya tidak perlu. Dunia maya memberikan "kenyataan semu" yang terkadang selalu kita terima tapi sebenarnya kita tahu bahwa polesan dunia maya hanyalah angan-angan yang mendekati utopia dengan nuansa retoris.
Ya, mungkin ada yang setuju dan tidak setuju dengan pernyataan diatas. Namun yang jelas, harus saya akui bahwa mungkin saya belum cukup dewasa dalam berproses di dunia maya. Jujur saja, saya sebenarnya tipikal orang yang kalau bisa tidak buka gadget, sebaiknya gausah buka. Saya selalu menyenangi momen-momen 'nyata' yang selalu menggugah diri untuk berproses.
Kenyataan yang ada saat ini mungkin akan berlangsung dalam jangka waktu yang cukup panjang, bahkan mungkin hingga tahunan. Pelan-pelan, sedikit-sedikit, masih mencari formula yang pas agar diri tetap waras dan produktif ditengah realitas yang akward ini. Semoga, bila segala bencana ini berakhir, kita semua bisa dipertemukan dengan sisi terbaik dari diri kita masing-masing. Amin.