Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupku, kuhabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pengalaman Perdana Bepergian dengan Kereta Api Surabaya-Jakarta

30 September 2022   04:33 Diperbarui: 30 September 2022   06:43 7381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto Ulang Tahun Kereta Api Indonesia ke-77. ANTARA foto/Andreas Fitri Atmoko/YU

Sebagai pengguna jasa kereta api di Indonesia sejak tahun 1993, maka dengan bangga saya mengucapkan Dirgahayu KAI ke-77, 28 September 2022. Jadilah yang terbaik dalam menyediakan sarana transportasi publik di Indonesia.

Tahun 1993, sekira bulan Juni. Pengalaman perdana naik kereta api, dari Pasar Turi Surabaya menuju ke Jakarta. Agak lupa turun di stasiun mana. Antara stasiun Jatinegara,  Senen atau Gambir.

Tetapi nampaknya bukan Gambir, sebab stasiun yang satu itu dikonsentrasikan untuk perhentian kereta api eksekutif. Sementara kereta yang aku tumpangi, adalah kereta gerbong kelas bisnis gandeng kelas ekonomi. Beruntunglah, abang aku membelikan tiket di gerbong kelas bisnis.

Duh, senangnya bisa naik kereta api. Makhlumlah, alat angkutan masal ini tak ada di Nusa Tenggara Timur (NTT). Kami hanya menonton lewat televisi hitam putih, bagaimana kereta berlari sambil mengeluarkan asap dari bagian lokomotifnya.

Kami terheran-heran waktu itu. Bahkan ada teman yang nyelutuk, "awi..., oto panjang lari pung kincang lai...".  Lebih kurang sama dengan kata wow..bus panjang larinya kencang sekali. Ah, katro benar ya kami.

Kembali ke detik-detik memasuki Stasiun Pasar Turi Surabaya. Aku masuk dengan deg-degan walaupun bersama abangku yang sudah lama tinggal di Jawa. Sebab ternyata banyak sekali orang di stasiun. Ada yang duduk atau mengobrol bersama teman. Ada juga yang tidur-tiduran berbantalkan barang bawaan mereka.

Mudik kereta api awal tahun 2000. Dok news.detik.com
Mudik kereta api awal tahun 2000. Dok news.detik.com

Itu untuk mereka yang memegang tiket kelas bisnis, ada nomor kursi dan gerbongnya. Sedangkan yang gerbong ekonomi tak ada keterangan kursinya. Karenanya, penumpang yang memiliki tiket  ekonomi memilih untuk masuk secepatnya di dalam gerbong. Mencari tempat di lantai gerbong. Menaruh barang-barang, dan mengapling area tersebut sebagai tempat duduk atau tidur selama perjalanan.

Peluit berbunyi, pertanda kereta akan diberangkatkan. Beberapa pengantar turun dari kereta. Berdiri melambaikan tangan bersamaan dengan bunyi bel stasiun kereta api.

Aku tak dapat menahan keinginan untuk memandang keluar. Sebab semuanya baru dan asing bagiku. Beberapa penumpang mulai berjalan di dalam gerbong kereta. Namun aku tak berani, takut terjatuh karena belum terbiasa berjalan saat kereta berlari kencang. Tak lucu kan, jika terjerembab di lantai lantaran tak mampu menjaga keseimbangan tubuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun