Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Nyadap" Karet, Mata Pencaharian Perempuan Bukit Jambi

7 Agustus 2022   07:03 Diperbarui: 9 Agustus 2022   04:00 1979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para wanita Bukit Jambi sangat trampil dalam menyadap karet. Dokumentasi pribadi

Mayoritas penduduk Indonesia masih beranggapan bahwa pencari nafkah utama dalam kehidupan berumah tangga adalah kepala keluarga yang biasa dijabat oleh suami atau ayah.

Sekalipun demikian, pencari nafkah di dalam keluarga tak hanya dilakukan oleh ayah selaku kepala keluarga. Suami-istri bekerja, tidak menjadi persoalan. Tentu saja dibicarakan dan disepakati secara bersama-sama. Termasuk mengelola rumah tangga secara bersama-sama pula.

Bukit Jambi, merupakan salah satu daerah yang letaknya dekat dengan jalur tengah trans-Sumatera. Daerah ini, termasuk dalam Kampung Gunung Katun, Kecamatan Baradatu, Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung.

Mata pencaharian utama penduduk Bukit Jambi adalah bertani. Mereka bertanam komoditas pangan dan komoditas perkebunan. Tanaman pangan dominan adalah jagung dan singkong. 

Getah karet ditampung dalam mangkuk. Dokumentasi pribadi
Getah karet ditampung dalam mangkuk. Dokumentasi pribadi

Sedangkan tanaman perkebunan yang paling berharga adalah karet dan kopi. Sebagian lagi bertanam lada dan sawit. Sambil beternak beberapa ekor kambing atau sapi.

Kegiatan utama para perempuan di Bukit Jambi terkait dengan perkebunan, adalah menyadap karet. Selain itu, mereka juga terbiasa memutil kopi dan lada saat musim panen kedua komoditas tersebut.

Namun panen lada dan kopi tidak seintensif panen karet. Kegiatan memutil kopi dan lada memakan waktu sekira 2 bulan saja setiap tahunnya. Hasilnya pun tak sebanyak dan tak sekontinu hasil karet. 

Nyadap Karet

Nyadap karet merupakan kegiatan memotong atau melukai kulit pohon karet dengan pisau sadap membentuk sesuatu goresan hingga ada getah yang keluar dari pohon karet. Di bawah goresan tersebut, dipasang penampung getah.

Menyadap tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Jangan sampai terlalu dalam. Cukup sekira 1,5 mm sebelum kambium karet. Jika mengenai kayunya, maka proses penyembuhan kembali akan memakan waktu yang lama. Akibatnya, karet tidak akan disadap yang berakibat pada berkurangnya getah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun