Mohon tunggu...
Yani Aprilia
Yani Aprilia Mohon Tunggu... Freelancer - PWK, Universitas Jember

Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Budidaya Jamur di Kaki Gunung Lawu

22 Maret 2021   19:26 Diperbarui: 22 Maret 2021   20:01 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sentra Budidaya Jamur Kuping Desa Gonggang, Magetan / dokpri

Mekanisme pendekatan perencanaan pembangunan wilayah nasional melalui dua pendekatan utama, yaitu sektoral dan regional. Dalam perkembangannya, pendekatan sektoral nampak lebih menonjol dan semakin menguat dibanding dengan pendekatan regional. 

Hal ini dapat terlihat pada pembangunan yang secara tegas meletakkan aspek pertumbuhan ekonomi sektoral sebagai cara untuk mencapai tujuan pembangunan. Pengembangan pertananian di Indonesia tetap dianggap terpenting semenjak sektor pertanian menyelamatkan perekonomian nasional dimana pertanian semakin meningkat sementara sektor lain memiliki pertumbuhan negatif.

Pertanian menjadi salah satu kunci perekonomian Indonesia. Selain didukung oleh iklim, pertanian di Indonesia sangat baik dikarenakan sumber daya manusianya yang masih mengandalkan cara konvensional sehingga tidak banyak memberi dampak negatif terhadap lingkungan. Pertanian menjadi kunci nomor dua dalam roda ekonomi Indonesia setelah industri pengolahan. Maka dari itu pertanian termasuk dengan sub sektornya perlu diperhatikan agar dapat memberi pengaruh yang lebih tinggi terhadap perekonomian. 

Budidaya jamur merupakan salah satu sub sektor pertanian, yang belakangan ini memiliki perkembangan yang sangat pesat. pada saat ini banyak industri rumahan yang mengelola budidaya jamur. Jamur sangat mudah untuk dibudidayakan karena tidak mengenal musim dan tidak memerlukan lahan yang luas. Hal ini sangat menguntungkan mengingat saat ini banyak terjadi alih fungsi lahan sehingga lahan pertanian berkurang dan menyebabkan hasil pertanian menurun sehingga berdampak pada perekonomian masyarakat.

Pada sebuah desa di kaki Gunung Lawu, terdapat sentra budidaya jamur tiram tepatnya pada Desa Gonggang Kecamatan Poncol. Budidaya jamur dimulai oleh seorang pemuda yang ingin menggiatkan warga desa agar dapat meningkatkan perekonomian. Hawa dingin pada Desa Gonggang sangat cocok untuk pertumbuhan jamur. Desa Gonggang menjadi penghasil jamur terbesat di Magetan selam empat tahun. Setiap minggunya dapat dihasilkan jamur sebanyak dua ton oleh seorang petani saja. 

Lebih dari 180 pemuda di Desa Gonggang ikut menggeluti usaha budidaya jamur, setiap orang sedikitnya memiliki 8000 sampai 20000 baglog. Saat ini budidaya jamur semakin merambah dan hampir terdapat pada seluruh wilayah di Magetan. Hasil panen jamur akan didistribusikan kepada rumah makan sekitar untuk diolah menjadi beragam makanan. 

Namun budidaya jamur di Desa Gonggang tidak selalu berjalan mulus, ada saatnya hama menyerang tumbuhan jamur sehingga jamur tidak dapat berkembang dan mengalami gagal panen. Hama yang menyerang jamur sering disebut hama Krepes. 

Salah satu pelopor budidaya jamur mengaku sempat merugi hingga Rp. 120 juta. Petani jamur memilih berhenti sementara dan fokus  mencari jalan keluar untuk membasmi hama.

Masalah hama tersebut tidak menyurutkan semangat petani jamur untuk terus melangkah. setelah dilakukan berbagai percobaan petani jamur Desa Gonggang berhasil menemukan jalan keluar dan kembali menekuni budidaya jamur. Petani jamur mencari beragam cara untuk membasmi hama dan meningkatkan kembali produksi jamur kuping yang kemudian petani jamur di Desa Gonggang menemukan bahwa jamur yang terkena hama krepes dapat diolah menjadi makanan jadi. Sisa pertumbuhan jamur kuping yang tidak dapat tumbuh sempurna dapat diolah menjadi cendol jamur kuping.

Olahan Jamur Hasil Budidaya Petani Jamur Magetan / dokpri
Olahan Jamur Hasil Budidaya Petani Jamur Magetan / dokpri
Hasil upaya pemulihan budidaya baglog jamur membuat kualitas jamur kembali menjadi sesuai standar. Petani jamur di Desa Gonggang pun kembali menggeluti budidaya jamur sperti sebelumnya. Adapun setelah serangan hama kreps petani jamur di Desa Gonggang tidak hanya menggiati budidaya jamur, namun juga mulai menggeluti produksi hasil panen budidaya jamur. hasil panen jamur juga diolah menjadi berbagai makanan ringan seperti keripik jamur kuping yang dikelola masyarakat sekitar. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun