Ketika kita Mendengar kata sampah maka yang terlintas di kepala kita pasti bau busuk, kotor, dan barang rongsokan. Sampah yang dibuang secara sembarangan dapat menjadikan lingkungan di sekitar kita kotor dan dapat menyumbat saluran air. Selain itu, penumpukan sampah juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit. Hal ini dikarenakan sampah anorganik membutuhkan waktu yang lama agar dapat teruraikan, contohnya adalah plastik. Berbeda dengan sampah organik yang mudah teruraikan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk alami. Contohnya adalah sisa sayuran.
Kurangnya pengetahuan masyarakat untuk memanfaatkan atau mengolah sampah dengan benar, sangat di sayangkan karena mengingat banyaknya sampah yang di hasilkan setiap hari tidak sedikit. Seperti yang di katakan tadi bahwa tidak semua sampah terurai dengan cepat karena beberapa sampah butuh ratusan tahun agar dapat terurai contohnya seperti sampah plastik membutuhkan 50-100 tahun agar dapat terurai secara alami.
![foto-apa-itu-daur-ulang-5d13b924097f362bdd7eb092.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/27/foto-apa-itu-daur-ulang-5d13b924097f362bdd7eb092.jpg?t=o&v=770)
![beqreyzzgw1461842447-400x250-5d13b91d0d82301b63597c64.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/06/27/beqreyzzgw1461842447-400x250-5d13b91d0d82301b63597c64.jpg?t=o&v=770)
Tentu saja mereka menggunakan konsep Ramah Lingkungan dengan menggunakan barang-barang hasil daur ulang, Selain itu ada juga pupuk hasil dari daur ulang. Bayangkan betapa menjanjikannya bisnis daur ulang, dibalik pekerjaanya yang harus berhadapan dengan sampah yang bau busuk, banyak bakteri, dan sangat menjijikan ternyata menyimpan peluang berbisnis yang bagus.
Itulah sampah, jika kita tau mengolahnya maka sampah akan jadi berkat. Tetapi jika kita tidak tau pada akhirnya sampah hanya akan jadi petaka.