Mohon tunggu...
Gracia Eunike
Gracia Eunike Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menghadapi Era Globalisasi

6 September 2015   20:34 Diperbarui: 4 April 2017   16:15 6587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Globalisasi adalah kata yang tidak lagi asing bagi kita. Globalisasi merupakan suatu kondisi dimana perbedaaan jarak dan letak geografis bukan lagi menjadi penghalang untuk berkomunikasi. Dunia seakan tanpa batas, sehingga makin dekat dan menyebar luas. Adanya globalisasi akan berpengaruh pada suatu bangsa dan negara, masyarakat bahkan individu dalam masyarakat. Pengaruh yang ditimbulkan globalisasi pada suatu bangsa terjadi di berbagai bidang, antara lain : bidang ekonomi, politik, bidang social budaya, bidang pertahanan dan keamanan, bidang agama, bidang pendidikan, dan sebagainya.

            Perkembangan dunia yang  menapaki zaman globalisasi diiringi perkembangan teknologi dan informasi  yang semakin canggih menyebabkan   tantangan bagi para pelaku sejarah di zaman ini semakin berat. Seluruh penduduk dunia harus mampu menyikapi tantangan tersebut dengan menyiapkan  bagaimana menghadapi globalisasi tersebut.

            Bagi bangsa Indonesia, Globalisasi berperanan penting bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia karena mampu membantu masyarakat dalam upaya mencapai kesejahteraan hidupnya. Globalilasi yang sarat akan tantangan dan  kompetisi menuntut pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai daya saing yang tinggi, termasuk juga bagi masyarakat Indonesia. Sumber daya manusia merupakan aset penting bagi suatu negara. Begitu pula dengan Indonesia, Sumber daya manusia menjadi harapan untuk memajukan bangsa Indonesia. Era Globalisasi yang sedang berkembang pesat ini memiliki banyak tantangan dan pengaruh yang mendalam. Hal ini mengharuskan kita mengikuti perkembangan dan mampu bersaing di dalamnya.

            Menurut Engkoswara, “Tantangan  yang terjadi pada era globalisasi adalah semakin menipisnya kualitas kemandirian bangsa Indonesia. Krisis yang melanda Indonesia yang multidimensi mengakibatkan budaya bangsa semakin memudar, yaitu terjadinya degradasi moral  spiritual, semangat berusaha dan bekerja yang semakin melemah, kreativitas yang semakin mengerdil”. 

            Krisis tersebut sebaiknya diantisipasi dengan menciptakan sumber daya yang mempunyai keterampilan kecakapaan hidup atau life skill agar mampu survive/bertahan dan mampu mengembangkan diri dalam persaingan global.

            Ketrampilan Hidup atau Life Skill bagi generasi muda ( remaja ) sangatlah penting untuk dimiliki dan dikembangkan. Hal ini didasarkan atas peran sertanya yang penting dalam proses pembangunan suatu bangsa. Dilihat dari pengertiannya ketrampilan hidup atau life skill adalah berbagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat berperilaku positif dan beradaptasi dengan lingkungan, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam hidupnya sehari-hari secara efektif.

            Life skill diibaratkan sebagai pakaian berperang. Sedangkan globalisasi sebagai perang itu sendiri. Tentu dalam peperangan, kita harus menyiapkan diri dengan pakaian berperang agar tidak mati di medan perang. Hal ini juga berlaku sama dalam menghadapi globalisasi. Tanpa life skill, seseorang akan dirasa sulit dalam menghadapi globalisasi.

            Globalisasi layaknya dua sisi mata uang yang memiliki sisi positif dan sisi negative dalam pelaksanaannya. Dari segi positifnya dapat disimpulkan bahwa globalisasi membawa keterbukaan informasi yang semakin mudah dan cepat, peningkatan segala aspek dalam perekonomian, sosial-budaya, hukum dan keamanan, serta pasar bebas yang menjadi titik puncak perhatian masyarakat dunia. Dan dari segi negativenya dapat disimpulkan globalisasi membawa pada mulai pudarnya budaya asli bangsa yang tercampur dengan budaya lain, sikap individualisme dan maraknya pengusaha luar negeri yang menguasai sector perdagangan negeri, dll

            Dari segi positif dan negative yang ditimbulkan globalisasi, Life skill yang dimiliki setiap individu dapat menimbulkan tiap individu memiliki daya saing dan daya tahan dalam menghadapinya.

            Daya saing timbul karena Persaingan dalam globalisasi menjadi sangat ketat dengan banyaknya subjek globalisasi yang menyebar di seluruh dunia. Era globalisasi menuntut kemampuan daya saing yang kuat dalam teknologi dan industry. Setiap individu diminta untuk memiliki suatu kecakapan tertentu untuk dapat ambil bagian dalam kelangsungan globalisasi. Terbukanya pasar bebas meningkatkan minat masyarakat dunia untuk dapat ambil bagian dalam meningkatkan kualitas kerja dan pendapatannya. Life skill menjadi pemicu daya saing individu karena kecakapan yang dimiliki individu dapat menentukan peran seseorang dalam globalisasi. Life skill sangat dibutuhkan untuk dapat ambil bagian dan berperan dalam globalisasi.

            Selain itu dalam era globalisasi dimana persaingan internasional yang timbul mengharuskan tiap individu memiliki daya tahan yang kuat untuk menghadapi persaingan dengan bangsa lain. Life skill yang dimiliki lah yang membuat kita dapat bertahan. Tanpa adanya life skill atau kecakapan, seseorang dapat terbawa arus budaya asing dengan tidak mempertahankan integeritasnya. Karena itulah kesimpulannya, Life Skill Menjadikan Manusia Memiliki Daya Saing dan Daya Tahan Menghadapi Era Globalisasi

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun