Berdasarkan survey dari Investopedia, secara perekonomian, generasi millenial lebih bersikap optimistik jika dibandingkan generasi X atau Z karena meskipun mereka harus bekerja keras hingga melebihi batas usia pensiun, mereka percaya bahwa kehidupan dan kondisi perekonomian mereka berangsur membaik. Â
Survei tersebut meminta 1.405 responden untuk berbagi bagaimana mereka memandang investasi, siapa yang mengajari mereka, dan bagaimana informasi tersebut memengaruhi tempat mereka membelanjakan, menabung, dan berinvestasi.
Hasilnya juga mengungkapkan bahwa meskipun pendapatan mereka lebih besar dari rata-rata, kaum milenial yang secara perekonomian makmur ternyata masih enggan memasuki pasar saham. Menurut survei, hampir 40% dari kelompok kaya ini menyatakan bahwa mereka percaya berinvestasi itu "berisiko", dengan hampir seperempatnya berpendapat bahwa risikonya terlalu besar.
Mayoritas Generasi Milenial Merasa Pengetahuan Tentang Berinvestasi Mereka Masih Kurang
Mengapa kaum milenial yang makmur begitu waspada terhadap pasar saham, meskipun ada bukti puluhan tahun bahwa investasi akan terbayar dalam jangka panjang? Keraguan tentang saham dan kurangnya pengetahuan tentang investasi adalah faktor utama yang mendorong kegelisahan investasi dari milenial kaya dalam penelitian tersebut, meskipun pendapatan rata-rata mereka $132.000. Survei investopedia mengungkapkan bahwa kurang dari setengah milenial kaya merasa percaya diri tentang investasi dan perencanaan pensiun, dan hanya 37% milenial kaya yang merasa memiliki pengetahuan tentang investasi yang mumpuni.
Milenial berpenghasilan tinggi yang merasa berpengetahuan tentang investasi 5X lebih mungkin merasa sangat percaya diri dengan kemampuan mereka untuk membuat keputusan keuangan sendiri.
Lebih jauh lagi, kaum milenial kaya yang sadar bahwa mereka berpengetahuan finansial lebih baik cenderung melihat investasi dari sisi positif dan cenderung tidak menganggapnya menakutkan, berisiko, atau membebani.
Salah satu milenial bahkan berkata "Ini membuat saya merasa sebagai pemegang kendali dan kekuasaan, saya merasa bertanggung jawab atas masa depan saya sendiri dengan cara mengelola keuangan saya dengan benar,". Sementara milenial ada juga yang berpendapat bahwa mereka berinvestasi karena mereka senang menhghitung angka-angka dan melihat bagaimana mereka dapat menambah umah kekayaannya.
Kebiasaan Investasi Konservatif
Studi tersebut juga menemukan bahwa milenial yang cukup secara finansial, meskipun memiliki kesempatan yang lebih bagus untuk berinvestasi namun mereka tetap memiliki kebiasaan berinvestasi dengan berhati-hati. Kemungkinan mereka untuk memiliki saham lebih kecil kemungkinannya daripada generasi X namun tetapi kemungkinan memiliki obligasi lebih besar dari generasi X dan mereka lebih cenderung mengalokasikan pendapatan mereka ke tingkat yang rendah yaitu dengan menabung di rekening tabungan biasa.
Mengapa kaum milenial yang berkecukupan secara finansial menunjukkan keengganan untuk memasuki pasar, meskipun memiliki penghasilan yang lebih besar yang bisa dimanfaatkan? "Salah satu alasannya adalah mereka mengalami kerugian yang terlalu besar", kataTed Jenkin, CFP, CEO dan salah satu pendiri oXYGen Financial di Alpharetta, Georgia. Memang, resesi hebat, ekonomi pertunjukan, dan beban hutang pelajar telah menjadikan generasi milenial sebagai generasi yang berhati-hati. Namun ketakutan mereka adalah wajar karena biasanya munculnya pemikiran itu adalah di usia pertengahan di mana mereka juga mengalami gejolak keuangan global yang mengingatkan mereka akan pentingnya menghindari keputusan keuangan yang berisiko, tetapi investasi yang tepat juga dapat memainkan faktor penting dalam mendapatkan kenaikan pendapatan dari generasi pasca-resesi.