Limbah sawit adalah salah satu permasalahan dalam pengelolaan sawit untuk kebutuhan sehari-hari. Limbah padat yang dihasilkan pabrik kelapa sawit meliputi 23% tandan kosong, abu boiler 0,5 %, serat 13,5%, dan cangkang 5,5%.
Limbah padat yang dihasilkan dari pabrik kelapa sawit tidak menjadi kendala karena dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan bakar, pupuk, dan pakan ternak. Serat, cangkang, dan tandan kosong dapat digunakan sebagai bahan bakar. Abu boiler dapat diaplikasikan langsung sebagai sumber pupuk kalium, tandan kosong sebagai pupuk dengan cara menjadikan mulsa dan pengomposan. Ampas inti digunakan sebagai pakan ternak.
Limbah yang menjadi perhatian pabrik kelapa sawit adalah limbah cair atau POME (palm oil mill effluent). POME yang baru saja dihasilkan masih dalam kondisi panas. Suhu POME berada pada kisaran 60C sampai dengan suhu 80C dengan kadar asam kuat yaitu pada PH 3,3 -- PH 4,6.
Panas yang dikandung dalam limbah sawit POME ini dapat dimanfaatkan dengan cara mengubah energi panas menjadi energi listrik(termoelektrik) dengan menggunakan efek seeback. Termoelektrik adalah komponen yang dapat mengkonversikan energi panas menjadi energi listrik dengan menggunakan efek seeback, efek seeback terjadi pada saat kedua buah logam yang berbeda jenis disusun dalam sebuah rangkaian. Apabila salah satu sisi logam dipanaskan, maka akan timbul arus listrik diantara kedua sisinya.
Untuk menghasilkan listrik, material termoelektrik cukup diletakkan sedemikian rupa dalam rangkaian yang menghubungkan sumber panas dan dingin dari rangkaian ini akan dihasilkan sejumlah listrik sesuai dengan jenis bahan yang dipakai.
Panas limbah sawit POME akan dikonversikan dan akan menghasilkan energi listrik, agar panas yang terdapat dalam limbah POME tidak terbuang sia-sia, dapat digunakan sebagai energi alternatif terbarukan dan mempercepat proses pengelolaan POME untuk diproses menjadi Biogas yang bermanfaat sebagai pengganti gas LPG untuk kebutuhan sehari-hari.