Oleh karena itu sebagaimana ditegaskan oleh Nurrochaman (ibid) bahwa,  fungsi kaderisasi  dalam rangaka Regenerasi Politik sedang  macet,  dan partai politik lebih suka menggelar karpet merah bagi pemburu kekuasaan bermodal uang miliaran rupiah.
Pendidikan politik telah  direduksi  ke dalam kampanye-kampanye yang gegap gempita, riuh oleh berita bohong dan sama sekali tidak mencerahkan masyarakat.  Bahkan pada titik yang paling parah, partai politik menjadikan masyarakat konstituennya semata sebagai obyek politik lima tahunan.
Maka, adalah benar adanya bahwa,  demokratisasi di Indonesia dapat  diasumsikan oleh  Vedi R. Hadiz (2014) sebagai  pengelolaan partai politik yang  masih jauh dari kesan  modern-demokratis sehingga terjebak pada pola oligarkis. Hal itu,  dilatarbelakangi oleh dua hal.
Pertama, kuatnya tradisi patronase dalam tubuh parpol, dimana  seseorang dengan modal kapital dan sosial yang kuat akan dengan mudah menduduki jabatan strategis dalam partai tanpa harus susah payah berjuang dari bawah. Dan yang kedua, belum mantapnya  sistem pendanaan partai politik yang memungkinkan arus besar kapital melumpuhkan aturan-aturan internal partai politik.
Kedua hal ini, Â tentu tidak pernah akan berdiri sendiri, apalagi saling berkelindan dalam relasi yang komprehensif.
Mengamati perkembangan dan  dinamika  situasi politik seperti ini maka dapat pula ditegaskan bahwa,  menguatnya oligarki politik seperti yang tampak dalam penjaringan Calon Kepala Daerah di Pilkada Serentak pada tahun 2020 ini, dapat menjadi  semacam  ancaman serius bagi demokrasi itu sendiri.
Dengan demikian, maka proses Regenerasi Politik sebagai mekanisme Kaderisasi dalam Partai Politik di Indonesia, akan tetap menjadi seperti Pungguk Merindukan Bulan.
Dan oleh karena itu,  diharapkan kepada semua pihak yang berkehendak baik, untuk senantiasa mengawasi Partai Politik sebagai Pilar Utama  Demokrasi agar kemunduran demokrasi tidak bisa dibiarkan berlanjut  dan berlalu begitu saja menuju ke arah  jalan ketidakpastian yang tak berujung.
Goris Lewoleba
Alumni KSA X LEMHANNAS Â RI, Direktur KISPOL Presidium Pengurus Pusat ISKA, Dewan Pakar dan Juru Bicara VOX POINT INDONESIA