Mohon tunggu...
Gorby Saputra
Gorby Saputra Mohon Tunggu... Guru - Orang yg terus beranjak menjadi manusia serta belajar kebijaksanaan dalam berbagai sendi-sendi kehidupan

Saya tinggal di kabupaten Bekasi lebih tepatnya daerah bekas persawahan yg sekarang berubah jadi perumahan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Prestasi Setelah Tercapai: Lalu Mau Apa?

17 Maret 2021   21:39 Diperbarui: 17 Maret 2021   21:54 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Terdengarlah Suara Gembira dari seorang anak ketika mendapatkan Peringkat atau rangking hasil belajar selama satu semester tentu bagi si anak ingin segera menunjukan kepada Ibu dan Bapaknya.

Sesampainya di rumah si anak berteriak kepada Bapak nya "Pak ini aku dapat Rangking Satu di sekolah",namun si bapak hanya menjawab "Terus setelah itu mau ngapain?".

dengan perasaan agak dongkol berserta kesal si anak lalu menunjukkan pula kepada Ibu nya "Bu coba ini lihat aku dapat Rangking satu di sekolah", berbeda dengan jawaban si Bapak yang datar, "oh ya Alhamdulillah toh ya Nak,Lah terus abis itu mau ngapain lagi Nak?".

walah sama aja ternyata cuman ada pujian di awal saja Alhamdulillah nya, makin tambah kesal saja si anak berharap tadinya kedua orang tua memuji atau memberi hadiah lalu merayakan hasil capaian prestasi belajar.

padahal bagi si anak dibandingkan dengan anak seusianya di kampung tak mungkin bisa mencapai peringkat pertama di sekolahan nya, juga teringat jelas dalam memori ingatan nya ada anak yg di kelas lain jika dapat Rangking Satu sampai merayakan potong tumpeng sekelas kebagian.

terus apa lalu apa? itu saja yg akan teringat terus menerus di hati serta otak si anak sampai lulus kuliah mencapai gelar doktoral Nantinya.

Di Dunia Pendidikan modern ada asumsi bahwasanya penghargaan serta pengakuan

akan pencapaian yang diraih oleh anak bisa mempengaruhi secara positif dalam perkembangan rasa percaya diri.

Nah Filosofi ini tampaknya berbeda dengan prinsip si Bapak tadi yg datar saja ataupun bisa juga dibaca jenis penghargaan si Bapak lain dengan orang tertentu.

Belakangan setelah tumbuh besar dewasa si anak akhirnya paham dengan metode pendekatan apa Si Bapak bisa punya prinsip seperti itu,bisa jadi saat itu versi pandangan si anak setelah mendapatkan hasil seperti itu nantinya sukses menjalani menghadapi hidup.

padahal betapa luas serta beragamnya kenyataan dalam memahami kemungkinan dalam hidup ini, tanggapan "terus setelah itu mau ngapain" :dari si bapak secara tak sadar membuat saya yg menulis pun sadar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun