Mohon tunggu...
GOPAY
GOPAY Mohon Tunggu... Akuntan - GOPAY
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk berbagi... Email : ayangbebs132@gmail.com WA : +6282214964955 GOPAY

Selanjutnya

Tutup

Money

Rupiah Bertahan di Level Rp 14,241 Per Dolar AS

13 Juni 2019   09:34 Diperbarui: 13 Juni 2019   09:44 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Nilai ganti rupiah tidak bergerak dari tempat Rp14.241 per dolar AS pada Kamis (13/6) pagi. Tempat ini statis dari Rabu (12/6).

Sesaat, beberapa mata uang Asia malah sukses manfaatkan sentimen untuk ada di zone hijau alias kuat dari dolar AS. Dolar Singapura kuat 0,02 %, dolar Hong Kong 0,03 %, serta baht Thailand 0,05 %.

Tetapi, beberapa mata uang yang lain malah ketahan di zone merah, seperti won Korea Selatan yang melemah 0,17 %, ringgit Malaysia minus 0,12 %, yen Jepang minus 0,01 %, serta peso Filipina minus 0,01 %.

Berlainan, semua mata uang penting malah solid kuat dari mata uang Negeri Paman Sam. Dolar Australia kuat 0,01 %, franc Swiss 0,01 %, euro Eropa 0,03 %, poundsterling Inggris 0,03 %, dolar Kanada 0,08 %, serta rubel Rusia 0,22 %.

Analis Monex Investindo Futures Awal Nurhadi Yasyi memprediksi rupiah akan bergerak di tenggang Rp14.200-14.305 per dolar AS dengan cenderung kuat di hari ini. Karena, launching data inflasi AS cuma sebesar 0,1 % pada bulan kemarin.

Angka inflasi itu sebenarnya sesuai harapan pasar, tetapi memverifikasi ada perlambatan dari bulan awalnya sebesar 0,3 %. "Perlambatan ini makin menguatkan harapan pemangkasan suku bunga The Fed," papar Awal pada CNNIndonesia.com, Kamis (13/6).

Diluar itu, sentimen hadir dari kekuatan mengembangnya eskalasi perang dagang dari AS. Jika awalnya perang dagang lebih konsentrasi ke China karena AS mempunyai defisit perdagangan yang tinggi dari China, sekarang pasar membaca perang dagang akan dilancarkan Presiden AS Donald Trump ke Jepang serta Eropa.

Sesaat sentimen dari dalam negeri telah mulai habis. Awal menjelaskan peluang sentimen akan ada pada minggu kedepan mendekati pengumuman tingkat suku bunga referensi dari Bank Indonesia (BI).

"Walau keliatannya belum saatnya BI turunkan suku bunga sebab menanti The Fed lebih aman," katanya.

Penulis : Gopay

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun