Mohon tunggu...
Syukron
Syukron Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Akademisi hukum

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dinamika Nahdlatul Ulama dalam Perspektif Kelembagaan

10 Desember 2018   16:21 Diperbarui: 10 Desember 2018   16:24 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Embrio organisasi NU bermula dari walisongo  yang menyebarkan islam di jawa  dengan pendekatan tasawuf. Dalam studi kelembagaan, NU sebagai organisasi yang mengikuti perubahan zaman sehinggga dalam setiap perubahan sistem organisasi NU selalu memiliki dinamika yang perlu di teliti kembali demi kemajuan NU itu sendiri dan bangsa indonesia. Pada persepektif kelembagaan, NU bisa dilihat dari berbgai aspek; pertama sosial kapital, kedua, efesiensi,  ketiga, perubahan zaman. Ketiga aspek tersebut harus diperhatikan betul oleh NU sebagai organisasi.  ketika NU tidak bisa memanfaatkan dan beradabtasi dengan zaman, nu akan hilang atau sekedar nama sebagai organisasi.

Pertama, NU dilihat dari sosial kapital dilansir dari islam institut bahwa jumlah warga NU masih simpang siur setiap ketua PBNU saling memberikan pendapat. Contohnya hasyim muzadi mengatakan 60 juta warga nahdiyin. Gus dur juga mengatakan wahrga nahdiyin itu 50 persen dari seluruh penduduk indonesia. 

Terkhir said aqil siradj dalam sebuah cerahmanya bahwa warga NU itu 92 juta. Disini bisa dikatakan bahwa NU dalam perkiraan jumlah belum bisa dipastikan secara pasti berapa jumlah real warga nahdiyin. Terkait sosial kapital ini menyangkut seperti apa program kerja NU sebagai oragnisasi untuk menggunakan pontensi sosial kapital warga NU untuk menyumbangkan gagasan-gagasan dan saling berkordinasi satu sama lain dalam program-program kerjanya untuk kemajuan NU sendiri dan bangsa Indonesia. 

Sosial kapital NU yang dijelaskan diatas masih secara umum. ini belum di partsialkan soalnya dalam kamus NU itu sering ada sebutan NU kultural dan NU struktural. Dalam banyak kasus di temukan belakangan ini kordinasi NU dengan sosial kapitalnya belum terbentuk atau tidak adanya komunikatif baik itu dalam  NU struktural sendiri maupun dengab NU kultural, seperti NU garis lurus dan garis said aqil serta jargon islam nusantara yang di cetuskan dalam muktamar di jombang itu dalam kalangan NU kultural dan struktural tidak adanya komunikasi sehingga mengakibatkan saling salah paham yang menyebabkan gejolak dalam tubuh NU sendiri dan memperkeruh keadaan indonesia sendiri.

Kedua, efesiensi. Dalam setiap oragnisasi sebuah kapital atau uang itu diperlukan untuk menunjang kegiatan-kegiatan organisasi begitupun NU sebagai organisasi seharusnya memiliki badan untuk mengelola keuangan yang efesien dan berkelanjutan, karena dalam setiap kegiatan NU masih mengharapkan sumbangan-sumbangan dari pengusaha-pengusaha atau warga nahdiyin sendiri dalam mengadakan kegiatan atau program-program NU dan hal itu dilakukan secara mendadak, yang pastinya akan memakan waktu. 

Untuk itu NU harus mempunyai badan ekonomi yang berkelanjutan, misalnya seperti NU memiliki perusahaan atau badan usaha yang dimiliki NU agar setiap kegiatan NU tidak mengharapkan bantuan-bantuan orang yang tidak pasti. 

Penbentukan Badan usaha itu bisa memanfaatkan kapital sosial yang dimiliki oleh NU agar warga nahdiyin berinvestasi dalam badan usaha yang dimiliki oleh NU, sistemnya bisa meniru pasar modal NU tinggal menerbitkan saham tetapi yang membeli saham warga nahdiyin. Saya umpamakan jumlah warga NU 92 juta semuanya diasumsikan berinvestasi 2000 rupiah perorang akan terkumpul 18 M. Dari dana terkumpul dikelola dan pada akhirnya NU mensejaterahkan warga NU mendapatkan penghasilan dari imvestasi teraebut dan khusunya untuk kesejateraan indonesia.

Ketiga, perubahan zaman. NU sebagai oragnisasi selalu mengikutu zaman terbukti pada abab 20 awal  banyak organisasi islam khusunya  berdiri seperti serikat dagang islam pada tahun 1911. NU sebelum terbentuknya NU sekarang. Nu diawali dengam gerakan kebangkitan pedangan(Nahdlatul Tujjar tahun 1918) yang dipelopori oleh KH wahab hasbullah. Tidak sampai distu pada zaman sebelum kemerdekaan cikal bakal NU sudah membuat Taswirul Afkar tahun 1922 dan organisasi Nahdlatul Wathon tahun 1924. 

Semua pembentukan taswirul afkar dan nahdlatul wathon itu dilatarbelakangi oleh pemikiran pada zaman itu yang banyak bermunculan oragnisasi untuk kemerdekaan seperti oragnisasi bung tomo dan sebaginya. Barullah NU terbentuk pada januari 1926 atas konflik arab saudi yang salah satunya akan membongkar makam nabi muhammmad saw. 

Walapun NU selalu mengikuti perubahan zaman akan tetapi NU selalu ketinggalan dalam hal pembuatan konsep-konsep atau memanfaatkan media masa. Media masa NU bermunculan baru belakangan ini disebabkan adanya propaganda yang terdapat dalam media barulah NU media-media NU bermunculan. 

Tak hanya itu LazisNu pun ketingggalan walupun NU selalu mengikuti zaman. Sebelum lazisnu terbentuk secara proposional banyak lembaga-lembaga zakat yang berdiri lebih dulu seperti dompet dhuafa, baitul mal hidayatullah. Kampus atau universitas pun ketinggalan walaupun sekarang mulai berjamuran kampus yang berafilasi dengan NU.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun