Mohon tunggu...
Abdul Karim
Abdul Karim Mohon Tunggu... Lainnya - Ekonomi Syariah

Mahasiswa IAIN Palopo Program Studi Ekonomi Syariah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Investasi di Tengah Pandemi, Peluang atau Ancaman?

15 Januari 2021   11:24 Diperbarui: 15 Januari 2021   11:27 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa yang harus kita lakukan ditengah pandemi yang terjadi saat ini. Yang dimana margin ekonomi terus menunjukkan kemerosotan yang signifikan. Meskipun sekarang sudah mulai dimasifkan berbagai macam upaya agar margin ekonomi bisa kembali pada titik sebelumnya. 

Wabah covid-19 atau juga biasa di sebut Corona menjadi sebuah fenomena yang mengguncang dunia, wabah yang bermula dari Wuhan, China ini telah memakan korban jiwa begitu banyak di beberapa negara di dunia, salah satunya adalah Indonesia. Sampai hari ini jumlah orang yang terjangkit virus ini mencapai 11.192 pasien. Wabah covid-19 ini membawa dampak yang sangat besar salah satunya di bidang perekonomian. Nah lalu bagaimana dengan kegiatan investasi di tengah pandemi Corona ini?. 

Ini merupakan tamparan bagi dunia bukan hanya di Indonesia. Semua negara merasakan dampak dari pandemi mulai dari negara berkembang hingga negara maju sekalipun. Yang menyebabkan tak hanya margin perekonomian Indonesia saja yang mengalami kemerosotan tapi juga margin perekonomian dunia. 

Dalam upaya menghentikan penyebaran virus covid-19 pemerintah melakukan berbagai upaya salah satunya yaitu sistem Lockdown, tentu saja dengan adanya pembatasan aktivitas masyarakat membawa dampak yang sangat besar bagi perekonomian masyarakat. Dalam bidang investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat pertumbuhan investasi di Indonesia pada Januari hingga Maret atau triwulan pertama 2020. Pertumbuhannya 8% dibandingkan triwulan yang sama 2019.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menjelaskan investasi pada triwulan pertama 2020 sebesar Rp 210,7 triliun. Sedangkan triwulan pertama 2019 adalah Rp 195,3 triliun. Pertumbuhan tersebut terjadi di tengah pandemi virus Corona (COVID-19) yang menghantam dunia termasuk Indonesia."Apakah Rp 210,7 triliun, bagaimana perbandingan dengan 2019? pada posisi 2019 triwulan pertama year on year-nya itu pertumbuhannya 8%. Pada periode yang sama 2019 itu Rp 195,3 triliun," kata Bahlil dalam paparan realisasi investasi triwulan pertama 2020 melalui saluran YouTube BKPM, Senin (20/4/2020). Sedangkan secara kuartalan, investasi di triwulan pertama 2020 tumbuh 1,2% dibandingkan triwulan keempat 2019 yang realisasinya Rp 208,6 triliun.
Bahlil menjelaskan realisasi investasi pada triwulan pertama tahun ini ditopang oleh 25.192 proyek investasi. "Realisasi investasi triwulan pertama totalnya Rp 210,7 triliun. Dari Rp 210,7 triliun ini dari penyebaran proyek kurang lebih 25.192 proyek investasi. Jadi ini bukan angka hasil survei atau angka tebak menebak, tapi ini angka riil berdasarkan data LKPM seluruh perusahaan di bawah koordinasi BKPM, baik PMA maupun PMDN," tambahnya.
Dari penjelasan kepala BKPM mengatakan bahwa pertumbuhan investasi mengalami kenaikan sebesar 8%, hal ini di sebabkan pembatasan aktivitas menjadikan sebagian orang yang memiliki modal melakukan investasi agar terus produktif di tengah pandemi Corona ini. Kegiatan investasi memang merupakan salah satu jalan untuk terus menjalankan aktivitas perekonomian saat ini, dengan kebijakan lockdown yang menjadikan masyarakat tidak bisa beraktivitas banyak di luar menjadikan investasi terus mengalami perkembangan. Terutama saat ini aktivitas investasi bisa di akses dengan mudah hanya menggunakan handphone, laptop, komputer, kita bisa mengakses kegiatan investasi, memantau perkembangan kegiatan investasi yang kita miliki. Di tengah pandemi Corona tentu saja kegiatan investasi berbeda dengan biasanya, sehingga kita harus memiliki strategi strategi tertentu dalam melakukan investasi.Beberapa investor melihat bahwa kondisi saat ini harga saham memang tengah murah-murahnya. Tak hanya di Indonesia, seluruh bursa di dunia juga tengah mengalami koreksi.

Namun ada beberapa investor melihat bahwa investasi saham sangat berisiko. Hal ini terjadi karena tatanan ekonomi dunia berubah akibat pandemi Corona. Selain itu, belum ada negara yang bisa memastikan pandemi Coona ini akan berakhir. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi di pasar saham, sebaiknya perhatikan dulu beberapa hal salah satunya adalah kondisi pergerakan saham di dunia.
Banyak orang sedang gencar-gencarnya mempertaruhkan nasib investasi saham mereka sekarang ini. Sebenarnya yang paling menarik buat orang-orang berinvestasi saham itu adalah janjinya di masa depan. Kalau kita tekun melihat tren dan menyisihkan sebagian uang setiap bulannya, bisa jadi 10, 20, atau 30 tahun kemudian, kita sudah bisa menikmati hasilnya tanpa harus bekerja, kita bisa menikmat passive income dari hasil investasi.

Namun, melihat jebloknya saham di sektor perminyakan pada bulan Maret 2020 lalu saja sudah mempengaruhi nasib finansial secara global, yang membuat para pemain saham khawatir di Indonesia sendiri, nasib IHSG masih sangat fluktuatif. Hal ini masih terpengaruh kuat oleh isu minyak mentah dan Corona. Ke depannya pun diperkirakan belum tentu ada langkah yang paling bijak dalam berinvestasi ialah mengetahui tujuannya terlebih dahulu, baru kemudian diimplementasikan dengan menentukan jenis atau instrumen apa yang paling cocok untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini penting dilakukan untuk mengantisipasi kebingungan yang mungkin timbul ketika pasar sedang bergejolak, seperti yang kini terjadi dengan adanya pandemi Covid-19. Keputusan apakah instrumen yang dimiliki harus dijual atau ditahan atau dialihkan harus mengacu pada tujuan awal yang telah ditetapkan.
Dalam kasus saham, apabila tujuan investasinya adalah jangka pendek seperti untuk dana pendidikan anak yang sudah dekat, dia menyarankan untuk lebih baik memindahkan instrumen investasi ke sarana yang lebih aman. Misalnya, instrumen seperti pasar uang atau deposito yang memiliki risiko lebih rendah. Proses menyeimbangkan kembali portofolio harus dilakukan guna meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi di tengah ketidakpastian pasar yang besar ini.
Namun demikian bagi para investor yang telah lama berkecimpung di bidang ini, Budi menyatakan bahwa kondisi harga-harga saham yang terkoreksi juga bisa dilihat sebagai peluang untuk mendapatkan keuntungan yang besar.Tentunya hal ini memerlukan pengetahuan finansial yang baik dan keberanian mengambil risiko. kondisi penurunan pasar saham saat ini sebagai diskon besar-besaran, sehingga memberi peluang para investor untuk membangun portofolionya dan mendapatkan keuntungan.
Saat ini pasar masih dilanda kekhawatiran tapi secara historis ada beberapa sektor yang cenderung bersifat defensif. pengetahuan tentang investasi dalam hal ini menjadi penting untuk menentukan kemana aset yang dimiliki akan berlabuh. Jika dilihat secara jangka panjang pun, pasar saham akan selalu rebound setelah adanya epidemi. Sehingga dengan kondisi pasar terkini, investor dapat memanfaatkan situasi untuk membeli produk saham karena harga saham yang rendah dan membiarkannya hingga kondisi pasar membaik.
Namun demikian, para investor tetap melakukan diversifikasi instrumen sebagai langkah penting. Saat ini sudah ada banyak pilihan yang bisa dijadikan alternatif tak hanya sekadar pasar modal layaknya saham, obligasi, atau reksa dana. para investor harus mengerti tentang instrumen yang akan dipilih berkaitan dengan proses dan risikonya serta memastikan produk investasi dan penyelenggara yang menyediakannya terdaftar dan memiliki izin dari pihak berwenang.

Jadi, investasi saham di era pandemi seperti sekarang ini merupakan sebuah peluang yang dimana harga saham turun secara signifikan. Karena perusahaan mengalami banyak kerugian akibat pandemi ini. Akan tetapi, kita juga harus memerhatikan laporan keuangan dan track record perusahaan tersebut sebelum kita melakukan investasi. 

Sekian dan Terima Kasih

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun