Mohon tunggu...
Gita FitriAnggraini
Gita FitriAnggraini Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Yakin, Be positive. "You are who you are, not you for others"-git

Latahzan innallaha ma'ana, belajar berproses. Semakin kita bingung semakin kita beproses dalam belajar. Hamasaah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hubungan Self-Awareness atau Kesadaran Diri pada Anak Usia Dini

4 April 2020   13:20 Diperbarui: 4 April 2020   13:27 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

pernahkah kalian merasa tahu rasa emosional dimulai pada kesadaran diri sendiri? nah, terkadang emosi kita kurang terkontrol karena kurang adanya kesadaaran pada diri kita sendiri. self-awareness dari pengertian nya sudah merujuk pada pengertian kesadaran diri sendiri yang mana kita mengenal tingkah laku kita sendiri dan memahami sikap kita sendiri.

Self-awareness ini juga dapat menunjukan sikap kita terhadap seseorang yang mana seseorang tersebut tidak mengetahui kepribadian kita, tetapi sesorang tersebut dapat mengetahui kita yakni dari sikap atau tingkah laku kita. 

self-awareness bukan hanya saja untuk diri sendiri, melainkan juga bisa dalam bentuk kelompok, yang mana kita dapat menyampaikan gagasan, perasaan , opini dan lain sebagainya. pada anak usia dini, sangatlah penting untuk mengenal self-awareness untuk kepentingan kepribadian nya dan orang lain. kalian tahu kan bagaimana sikap anak usa dini?

Ya, sikap pada anak usia dini atau anak-anak tergolong sikap egois, yang mana kemauan mereka harus dituruti dan menguntungkan dirinya sendiri. self-awareness pada anak usia dini ini juga dapat menjadi titik perkembangan pada kepribadianya. karena, dengan adanya kesadaran diri atau self-awareness pada anak usia dini, anak diharapkan dapat mengontrol emosi dengan baik, bertanggung jawab,berani,  dan lebih percaya diri kepda dirinya sendiri. 

self-awareness atau kesadaran diri pada anak usia dini ini memiliki kompetensi-kompetensi yang dapat mengembangkan rasa sikap tersebut, yakni :

1. identifying emotions (idenftikiasi emosi).  Dengan adanya identifikasi emosi, kita dapat mengntrol dan mengidentifikasi emosi kita yang termasuk sikap emosi yang mana, seperti contoh : anak yang suka memukul dan tidak mempunyai rasa kesabaran, anak tersebut termasuk anak yang mudah marah dan tidak dapat mengontrol emosi, nah anak tersebut yang mana dapat di identifikasi emosi nya mudah marah 

2. accurate self-perception (persepssi tentang diri) akurasi tentang diri ini, anak sudah mengenali diri nya sendiri, yang mana anak dapat mengathui kepribadiannya sendiri yang mudah sedih, mudah senang dan lain-lain. 

3. recognizing strengths (mengenali kompetensi diri) mengenali kompetensi ini yakni yang mana berhubungan dengan minat dan bakat seorang anak, salah satu contoh seperti : anak yang suka bernyanyi dan suaranya juga enak, maka anak sudah mengenali kompetensi dirinya pada bidang suara, yang mana kompetensi tersebut dapat dikembangkan. 

4. self-confidence (kepercayaan diri) rasa kepercayaan diri pada anak harus dikembangkan mulai sejak dini, karena dengan adanya rasa percaya diri pada anak, anak akan merasa berani dan percaya diri terhadap apa yang mereka ambil keputusan dan mereka kerjakan. pada dasarnya anak lebih baik memiliki sifat extrovert yang mana terbuka dengan masyarakat dan sosial, karena dari sana anak dapat merasa percaya diri. 

5. self-efficacy (efikasi diri) sikap anak yang terkesan tidak baik atau memiliki sifat yang pemarah dan lain-lain. anak dapat efikasi diri yakni yang mana dapat merubah sikap yang awalnya pemarah menajdi tidak marah, yang mana intinya dapat merubah dan mengontrol sikap tersebut. 

self-awareness pada anak usia dini ini sangat penting dan perlu, karena juga termasuk kedalam perkembangan anak. dari kesadaran diri ini anak dapat mengontrol emosi dan mengatur perasaan pada dirinya yang mana agar sesorang dapat memahami diri kita dan sebaliknya kita dapat memahami orang tersebut. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun