Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang dikenal sangat detail mengenai media sosial, banyak kejadian-kejadian dan kasus yang terbongkar berkat kejelian dan kecerdikan masyarakat Indonesia dalam menggunakan media sosial. Mulai dari kasus bullying Mario Dandy, anak dari Pejabat Direktorat Pajak Rafael Alun yang ternyata pelaku dari pencucian uang dan gratifikasi, Timnas Indonesia yang dicurangi oleh Bahrain membuat netizen Indonesia bersama-sama mereport akun Instagram wasit Ahmed Al Kaf sehingga akun tersebut hilang dan supporter Bahrain dibuat waspada, Ronald Tannur yang sempat bebas dari jeratan pasal penganiayaan terhadap pacar nya ternyata menyuap tiga Hakim Pengadilan Negeri Surabaya, dan masih banyak lagi kejadian-kejadian yang berhasil dibongkar oleh netizen Indonesia.
Menurut Data Reportal, Indonesia memiliki 139,0 juta pengguna media sosial pada Januari 2024, setara dengan 49,9 persen dari total populasi. Hal ini menunjukan bahwa hampir dari setengah populasi masyarakat Indonesia menggunakan media sosial dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan media sosial pun sangat beragam tergantung dengan gender dan kebutuhan. Biasanya laki-laki lebih tertarik menggunakan media sosial untuk mendapatkan update mengenai game, hiburan, olahraga, fotografi, politik, hukum, dan berita-berita dari negara lain. Perempuan biasanya menggunakan media sosial untuk mendapatkan resep masakan, tutorial-tutorial, referensi fashion, review produk kecantikan, update kehidupan dari selebriti yang digemari, hingga tips-tips parenting. Banyak sekali informasi yang bisa didapatkan melalui media sosial, seperti tidak ada pembatas antara pengguna atau penerima dengan informasi yang didapat atau diterima. Hal ini membuat berita-berita terupdate sangat mudah viral dan menyebar dengan cepat, begitupun dengan berita Hoax.Â
Menurut Kementrian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO), sedikitnya ada 12.547 berita Hoax yang beredar sepanjang Agustus 2018 hingga Desember 2023. Konten atau berita hoax yang beredar mencakup berbagai isu, dari kesehatan, penipuan, pemerintahan, dan politik. Hal ini tentunya sangat disayangkan, karena banyak sekali pihak yang dirugikan jika informasi atau berita yang beredar mencemarkan nama baik seseorang untuk mencari keuntungan pribadi seperti adsense dan followers agar mendapatkan perhatian dari masyarakat luas. Banyak sekali orang-orang yang berlomba untuk membuat isu-isu semakin panas dan kontroversial dengan menambahkan informasi atau berita tidak benar dan bahasa yang Hiperbola atau dilebih-lebihkan, sehingga dampak yang dihasilkan adalah banyak sekali masyarakat yang tertipu atau termakan informasi dan berita hoax yang tidak berdasar dan tidak sesuai dengan realitanya. Hoax soal kesehatan paling banyak ditemukan hingga Juni 2023, yaitu sebanyak 11.759 menurut KOMINFO.
Sebagai pengguna media sosial, kita seharusnya bisa lebih bijak dalam menggunakannya, karena tidak ada yang menjamin bahwa kita akan aman dari berita-berita Hoax. Pembekalan diri sangat diperlukan untuk menggunakan media sosial agar tidak mudah termakan oleh berita-berita bohong yang menyesatkan, perbanyak ilmu dengan membaca dan menonton dari sumber-sumber terpercaya, juga hasil-hasil penelitian membuat kita semakin kaya dengan ilmu yang memang sudah terbukti dan berdasar. Jangan malu untuk menanyakan kepada ahlinya mengenai berita-berita atau informasi yang masih memiliki tanda tanya di kepala, bertukar pikiran mengenai saran dan pendapat juga bisa membantu kita memiliki wawasan yang luas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI