Mohon tunggu...
Giri Luka
Giri Luka Mohon Tunggu... Buruh - Kadang merasa lelah, tapi harus tetap berjalan

Rimbo Bujang: Awal Semua Perjalanan...

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menjaga Aset Sepak Bola Indonesia yang Muncul karena Regulasi Aneh

30 April 2017   13:53 Diperbarui: 30 April 2017   15:49 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

BEBERAPA terobosan PSSI menjadi perbincangan yang, meski mulai surut, masih menjadi tema. Dengan dalih ingin mencetak bintang-bintang muda untuk memperkuat tim nasional, PSSI membuat regulasi antibiasa di Liga 1 2017 (nama lengkapnya tak perlu ditulis).

Aturan yang luar biasa adalah setiap tim harus mengontrak minimal lima pemain U-23 dan memainkan tiga di antaranya sejak kick off dalam setiap pertandingan. Mereka harus terlibat dalam laga paling sedikit 45 menit dengan opsi hanya boleh diganti pemain U-23 lainnya dalam rentang 45 menit pertama itu.

Keberadaan pemain U-23 mau tidak mau mempersempit ruang gerak pemain senior. Bahkan bisa dikatakan membikin iri. Mereka tentu saja dirugikan dengan aturan itu karena di masanya, untuk menjadi bagian tim senior dibutuhkan perjuangan panjang. Sedangkan sekarang, cenderung instan!

Walau banyak yang protes, harus diakui, regulasi memakai pemain U-23 telah menghasilan output positif. Beberapa nama muncul dan patut diperhitungkan. Dua pemain Persib Bandung, Febri Hariyadi dan Gian Zola, muncul karena peraturan itu.

Mereka dinaikkan kelasnya ketika Maung Bandung bertarung di Piala Jenderal Sudirman 2015. Kala itu, setiap tim hanya diharuskan memainkan dua pemain U-21. Tak ada batasan berapa menit mereka merumput sehingga beberapa tim hanya menurunkan mereka beberapa menit.

Sempat hilang karena dikembalikan ke diklat, Febri dan Zola menjadi andalan di Liga 1 201 7. Catat: Febri tak perlu regulasi lagi karena secara kualitas memang sudah memadai.

Selain Febri dan Zola, Persib juga memunculkan Fulgensius Billy Paji Keraf. Dia menyeruak ketika Zola dan Febri tak bisa dimainkan karena sedang menjalani pemusatan latihan bersama tim nasional Indonesia U-22 yang ditangani juru taktik Spanyol, Luis Milla, saat tandang ke kandang PS TNI.

Di tim lain, juga berkilauan permata-permata sepak bola belia. Ada Saddil Ramdani (18), Ahmad Nur Hadianto (22), dan Fahmi Al-Ayyubi (21) di Persela Lamongan. Bagas Adi Nugroho (20) dan Hanif Sjahbandi Abdurrauf (20) juga menjadi andalan Arema FC. Di tim lain, bahkan, justru memang mengandalkan pemain-pemain muda meski --seandainya-- tak ada regulasi itu.

Munculnya mereka tentu mempermudah pelatih timnas U-23 menentukan pemain yang dipanggil. Tak perlu lagi disibukkan dengan kata blusukan agar mendapat pemain yang benar- benar berkualitas.

Sayangnya, jika mereka dipanggil ke timnas, imbasnya ke tim. Pelatih dipaksa menurunkan pemain muda lainnya yang secara skill dan mental belum setara.

Di sisi lainnya, jangan sampai pemain-pemain muda itu mekar dini dan redup cepat. Tentu kita masih ingat Edu Juanda. Pemain yang kini berusia 34 tahun, sempat dianggap gelandang masa depan Indonesia. Pernah berkostum PSPS Pekanbaru, pemain asal Sumatera Selatan itu kemudian menghilang setelah cedera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun