Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Pilih SMS Dulu atau Telepon Langsung?

28 Desember 2016   18:35 Diperbarui: 28 Desember 2016   19:42 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Text or Call? - ilustrasi: wikihow.com

Seringkah Anda memilih mengirim pesan teks dulu sebelum menelepon seseorang? Hal ini agar orang yang dikirimi SMS tahu kita akan menyampaikan sesuatu. Dan ia pun akan lebih siap jikalau kita mau berbicara lewat telepon. Namun, pesan kita kadang hanya dibaca tanpa pernah dibalas.

Atau seringnya malah Anda menelepon seseorang langsung. Karena dianggap lebih sopan karena bisa berbicara langsung. Lebih lagi, dengan berbicara, Anda mengesankan bahwa hal yang ingin disampaikan memang serius. Sayangnya, ada sebagian orang yang merasa "risih" jika harus berbicara di telepon.

Pesan singkat (SMS, WA, BBM, DM, dll.) menjadi media cepat dan real time berbahasa tulisan. Sedang via audio (telepon, video call, live feed, dll) pun menjadi media murah dan dapat diandalkan berinteraksi. Jadi, manakah yang kiranya lebih "sopan" dalam hal komunikasi lewat media teknologi saat ini?

Ada beberapa hal yang kiranya bisa saya petik dari banyak pengalaman saya dan beberapa referensi. 

Agar orang 'ngeh' berinteraksi, gunakan pesan singkat. Dan yang paling utama adalah SMS. Walau chat via app di smartphone semakin marak, SMS tetap tertinggi dalam hal readability (keterbacaan). Tak heran jika banyak perusahaan menggunakan SMS sebagai media promosi. Alasannya pertama, mulai dari HP jadul sampai high-end memiliki platform SMS. Kedua, SMS yang lebih padat memiliki banyak keyword yang sengaja disusun. 

Lalu, jika ingin berbicara lewat telepon, pastikan Anda lihat waktu. Jangan sampai menelepon saat orang bekerja atau hendak tidur malam. Menjelang atau setelah makan siang mungkin menjadi waktu terbaik. Terutama setelah makan siang, orang akan lebih siap karena perut sudah kenyang. Fokus pikiran mungkin lebih baik saat ini. Kemungkinan untuk interaksi dua pihak bisa terjadi. Akan lebih baik jika kita sudah menyiapkan apa saja yang kita ingin bicarakan.

Ada pula kombinasi keduanya yang bisa dilakukan.

Mengirim SMS dahulu untuk mengabarkan akan menelepon pukul 1 siang misalnya. Pastikan tidak mengirim SMS pukul 12:55. Orang yang kita telepon tentunya nanti akan gelagapan. Menelepon dahulu juga bisa dilakukan. Namun, saat kita rasa orang di ujung telepon malas dan enggan berbicara, bisa kita katakan nanti akan mengirim SMS. Pastikan SMS tidak dikirim 2-3 jam kemudian. Biar fokus bahasan tidak terlupakan.

Jadi, pilih SMS dulu atau langsung menelepon pun tergantung situasi dan kondisi. Jika ingin terkesan tidak SKSD (Sok Kenal Sok Dekat), gunakan dulu SMS. Jika kita sudah kenal orang yang dituju, telepon bisa juga dilakukan. Baiknya pun, saat orang yang kita tahu tidak sibuk atau sedang berkendara.

Media teknologi yang menjadi medium komunikasi abad 21 wajib kita tahu tips dan trik. Jangan juga kita menjadi senewen saat chat hanya dibaca tanpa balasan. Walau sifat chat adalah real time, tapi orang yang dituju bisa jadi masih sibuk. Atau saat ingin menelepon tapi tidak juga diangkat. Jangan malah menjadi kesal saat telepon diangkat. Bisa jadi banyak hal yang mesti diselesaikannya.

Salam,

Wollongong, 28 Desember 2016

10:34 pm

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun