Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama FEATURED

Membedah Film Penghianatan G-30 S/PKI dari Perspektif Penyuka Film Horor

30 September 2016   14:33 Diperbarui: 19 September 2017   11:04 6375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diorama Film Penghianatan G-30 S/PKI - foto: bintang.com

Saya hobi menonton film horor, gore, dan violence-filled movie. Namun bukan berarti saya orang yang misterius dan suka kekerasan. Malah sebaliknya di dunia nyata. #Promosi :-)

Film dan novel horor, supranatural, klenik, hantu, setan, gore, splatter, slasher, gore, dsb beberapa saya lihat dan baca. Dan karena saya besar di era film Suzanna dan Anak Ajaib menjadi trending, menonton film seperti ini mendatangkan nuansa tersendiri. Bukan sekadar menaklukkan rasa takut. Tapi belajar bahwa ada mahluk supranatural, klenik adalah fenomena sosial, kekerasan juga menjdadi konsumsi sehari-hari. Walau pada konteks 'formal' hal ini tabu, namun di kehidupan sehari-hari ketakutan adalh hidup itu sendiri.

Oke, jadi saya akan coba membedah film Penghianatan G-30 S/PKI (PG-30 S/PKI) dari sudut pandang seorang penyuka film horor. Satu hal dasar yang coba saya buat pertama adalah, film PG-30 S/PKI masuk ke jenis film horor mana? 

Di tahun 90-an film ini menjadi alat propaganda tahunan wajib pemerintah. Dan saya pun tidak akan mencoba mendetailkan pada segi sosio-politik apalagi ideologi, namun pada penyajian film PG-30 S/PKI semata. Mungkin sudah banyak yang emembahas film ini dari sudut tersebut.

Masuk ke jenis atau genre manakah film PG-30 S/PKI?

Nah, pertanyaan pertama mungkin muncul sekarang. Apa film PG-30 S/PKI itu termasuk film horor? Ya termasuk menurut saya pribadi. 

Karena penggambaran, setting, musik, darah, kekerasan, konflik dan senjata di film PG-30 S/PKI menggambarkan demikian. Ada kengerian terlintas dalam fikiran banyak anak 90-an saat mengingat film ini. Saya pun kadang terngiang backgrond musik saat seseorang menyebut kata PG-30 S/PKI. Bagiaman dengan Anda? 

Masih jelas darah yang tertumpah saat para Jendral di tembak. Masih jelas tergambar di fikiran bagaiman para PKI mendera, menyiksa dan mencaci para Jendral di sebuah gubuk di Lubang Buaya. Masih ada yang ingat adegan menyilet? Atau saat para Jendral ditembak saat sudah dimasukkan ke dalam lubang? Nah, Anda takut mengingatnya? Berarti film PG-30 S/PKI termasuk film horor.

Mari kita analogikan PG-30 S/PKI dengan film horor kontemporer. Ada banyak darah di film Saw 1-7 (2004-2014) dan Hostel (2005-2011). Ada kekerasan pula di film I Spit on Your Grave 1-3 (2010-2015). Ada background musik yang menyeramkan di film Don't Breathe (2016). Lalu kenapa analoginya dengan film Barat kontemporer? Karena kebanyakan film horor Indonesia dulu dan saat ini banyak pada genre supranatural dan urban legend.

Psycho movie poster 1960 - foto: quotesgram.co
Psycho movie poster 1960 - foto: quotesgram.co
Music score PG-30 S/PKI sangat memorable seperti film Psycho (1960) karya Alfred Hitchcock. Adegan gore (penuh darah dan luka) bisa jadi terpengaruh film seperti Texas Chainsaw Massacre (1983),  atau yang lebih lawas The Last House on the Left (1972). Semua film ini bisa jadi mempengaruhi setting, musik dan wardrobe penuh darah pada film PG-30 S/PKI tahun 1982.

Baiklah, kita coba masukkan film PG-30 S/PKI ke genre film horor. Dari puluhan jenis film horor, film PG-30 S/PKI masuk ke dalam film slasher. Sayang, saya tidak bisa memadankan kata slasher dengan kata 'bacok atau papas' di Bahasa Indonesia yang agak lucu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun