Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Menjabarkan Pilar Digital 5R: Reasoning

4 Oktober 2019   11:18 Diperbarui: 4 Oktober 2019   12:41 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Think oleh TeroVelasainen - Foto: pexels.com

Yang lebih penting pada Reasoning dalam mengecek fakta adalah untuk diri sendiri. Saat kita secara pribadi bisa mengamati berita dan mengecek fakta. Kita pun mencegah distribusi hoaks menyabar lebih luas. 

Di Indonesia sendiri, berpikir kritis kurang diajarkan di bangku sekolah. Dimana nilai dan ranking menjadi acuan. Mengembangkan critical thinking diperlukan pendekatan holistik. Dari mulai penguatan sumber daya guru dan sekolah. Sampai pengembangan kurikulum sampai silabus.

Pemerintah Australia yang giat menggerakkan literasi digital patut dijadikan contoh. Dari mulai sekolah yang menggiatkan keamanan digital untuk siswa dalam sekolah. Sampai dengan peran perpustakaan sebagai digital hub orang-orang tua. Hanya sebagian contoh dari best practices yang bisa diterapkan di Indonesia.

Salam,
Sydney, 04 Oktober
02:14 pm

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun