Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sekilas Menyoal Trans-Humanisme

5 Februari 2019   00:02 Diperbarui: 5 Februari 2019   00:01 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence oleh Seanbatty - Ilustrasi: pixabay.com

Membaca dan menelaah dua seri buku Youval Noah Harari, Sapiens dan Homo Deus. Setidaknya akan mencerabut, mendekonstruksi, dan membuka perspektif teknologi sebagai 'agama' baru manusia masa depan. 

Sekaligus, menempatkan kita sebagai manusia pada level 'tuhan'. Setidaknya bagi segelintir kelompok manusia.

Teknologi nanobot penghancur sel tumor dan kanker sedang direkayasa tim periset US, China dan Australia sejak beberapa dekade lalu. Robot-robot berukuran nano ini akan masuk dan mengalir bersama aliran darah kita. 

Para nanobot ini akan dikontrol via gawai untuk mengatur laju pertumbuhan dan menggerogoti tumor berkala. Bahkan mereka juga berpotensi menjaga kesehatan kita tanpa perlu pengobatan medis.

Walau kontroversial, bayi super akan bisa diciptakan. Dengan teknologi gene editing pada CRISPR/Cas-9. Potensi bayi akan meningkat dengan hilangnya distropi atau menyusutnya otot pada bayi laki-laki. Serta potensi bayi yang kebal pada penyakit tropis dan diabetes selama pertumbuhan mereka.

Bahkan, android seperti Junko, Nadine atau Sophia hampir menyerupai manusia. Mungkin berkhayal android ini menyerang dan memusnahkan kita masih jauh dari pandang. 

Namun setidaknya mereka akan menggeser dan mengenyahkan lapangan kerja. Karena robot jarang mengeluh dibanding pekerja manusia. 

Pekerjaan yang monoton atau rutin bisa jadi jatuh ke tangan para robot. Walau tidak secara fisik, artificial intelligence yang menyerupai seorang penyiar berita kini bertugas di kantor berita Xinhua, China. Dia akan membaca berita 24 jam perhari. Satu minggu penuh tanpa lelah. 

Walau tidak pasti definisi trans-humanisme itu sendiri. Namun terma ini menyiratkan satu hal. Perkawinan teknologi, sains, riset dan keinginan manusia untuk terbebas dari penyakit dan mungkin hidup abadi.

Peter Thiel selalu mengelu-elukan slogan "Equality is out - Immortality is in". Yang berarti tidak ada lagi kesetaraan. Keabadianlah yang terjadi. Mereka yang tidak memiliki kekayaan berlimpah. Akan mati dan terlupakan. Dan tidak bagi 'the 1% of population' atau para konglomerat.

Thiel adalah seorang co-founder PayPal bersama Elon Musk tahun 1999. Pernah menjadi CEO eBay tahun 2002. Dan di tahun 2017, ia menduduki peringkat orang kaya nomor 315 di Forbes 400.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun