Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Kaukus Metonimia, Tempat Belanja Favorit Ramadan

9 Juni 2018   21:22 Diperbarui: 9 Juni 2018   21:46 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Art Coin - foto: twenty20.com

Hei kawan, tak perlu jauh mencari spot belanja favoritmu. Coba dekati dan amati tukang sayur langganan ibu-ibu. Pasti kau menemui balada tersurat dan tersirat tempat belanja Ramadhan.

Yakinlah, kamu tak perlu jauh-jauh mencari spot belanja favorit. Saat cerita dan fakta sudah tersaji di kerumunan ibu-ibu yang membeli sayur di abang sayur.

Harga-harga di pedagang sayur sayur keliling juga naik. Mengikuti yang katanya trend di masa Lebaran. Kata Ratmi si penjual, langganan penjual sayur di Pasar Parma harganya juga naik. Ia pun sempat dengar dari Roim si pedagang daging, kalau harga daging bakal naik drastis minggu depan. Belum lagi telur, minyak sayur, dan buah yang dijual di toko ibu Bagyo. Seloroh Ratmi sayur, bakal gempar Indonesia kalau ada harga sembako yang turun. 

Tampil beda pagi ini, ibu Wati sudah di smoothing rambutnya. Ibu Nita pun heran dan sempat memuji. Sedang ibu Bowo bertanya dimana nyalonnya. Hebring ibu Wati bercerita kalau salon Hera di dekat ruko depan kecamatan murah dan hasil memuaskan. Ibu Nita pun tertarik smoothing rambutnya yang keriting. Karena buat ibu-ibu dandanan menjadi kebutuhan ekstra-primer sebelum Lebaran.

Tetiba ibu Hendro menawarkan mukena batik halus dari saudaranya di Solo. Beberapa mukena bercorak batik warna-warni ia bawa. Ibu Nita segera melirik dan memeriksa. Kata ibu Nita, ia pernah melihatnya dijual di Pasar Tanah Merah. Lumayan harganya cukup mahal. Tetapi disini ibu Hendro menawarkan mukenanya lebih murah. Ibu Bowo tertarik dan ambil satu. 

Sedang si tukang sayur berencana beli nanti usai berdagang ke Pasar Tanah Merah. Siapa tahu dapat lebih murah dari harga jual ibu Hendro. Tapi si tukang sayur sungkan menawar yang dibawa ibu Hendroa. Tapi ia tahu, mukenanya bagus dan ia ingin satu. Nanti bujuk suaminya saja sepulang bekerja tambal ban. Siapa tahu ada rezeki lebih. Karena tampil istimewa juga bagian merayakan Idul Fitri bukan.

Ibu Nita menggoda ibu Jarot yang baru tiba. Renovasi rumah ibu Jarot sudah selesai dan kini rumahnya terlihat mewah. Ibu Jarot hanya tersipu saat ditanya berapa biaya renovasinya. Yang ia tahu, pemborong dari CV pak Juned renovasinya bagus, murah dan rapih. Kalau ibu-ibu kawannya mau tahu, bisa ia kasih  tahu kontaknya. 

Harga material di toko pak Juned depan mal Mambarsari juga murah, ujar ibu Jarot ringan. Renovasi rumahnya tidak sampai 150 juta ujar ibu Jarot. Sedang si tukang sayur tertegun dan tak ingin mendengar. Apalagi membayangkan rumahnya bisa sebagus rumah ibu Jarot. Ibu Nita dan ibu Bowo cuma angguk-angguk. Sambil berandai juga rumahnya dipercantik sebelum Lebaran. Tapi mustahil.

Ibu Intan datang ke tukang sayur. Seperti biasa, walau pagi hari ia selalu dandan. Touch up simple yang dipelajari dari Youtube ia aplikasikan. Ibu Nita pun menggodanya, bak gadis saja padahal anaknya sudah 2. Ingin tahu, ibu Hendro bertanya ibu Intan dimana biasanya membeli makeup. Ibu Intan hanya bilang di mal Mambarsari. Di sekitar counter kosmetik. Lalu cari saja counter Warnyah. Nanti SPG-nya bisa kasih tutorial makeup gratis.

Ibu Hendro diam dan ingin sekali menyembunyikan keriput di sekitar matanya. Siapa tahu bisa kencang lagi kaya ibu Intan. Nanti malam ibu hendro berencana pergi membeli. Jika suami dan anaknya tidak mau, nanti bisa ajak ibu Nita. Lagipula nanti membelinya pakai THR sendiri. Ibu Hendro seorang guru SMP yang dianggap killer di sekolahnya, FYI.

Pak Lukman lewat sembari mengklakson ringan ke tukang sayur. Ibu Bowo tetiba sirik dan berucap. Pak Hendri mau sombong mobil barunya tuh. Kemarin ibu Bowo melihat pak Lukman di dealer mobil di kota. Dan benar saja, hari ini mobil pak Lukman pun baru. Ibu Jarot berucap, biarlah saja rezeki orang bu. Mungkin memang hobinya pak Lukman gonta-ganti mobil. Apalagi menjelang Lebaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun