Mohon tunggu...
Giovanni Fransiskus
Giovanni Fransiskus Mohon Tunggu... Pelajar

Kolese Kanisius

Selanjutnya

Tutup

Bola

Dari Lapangan ke Warisan: Bagaimana Kobe Terus Hidup Lewat Sepatunya

6 Mei 2025   18:46 Diperbarui: 6 Mei 2025   22:16 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kobe Bryant bukan hanya sekedar pemain basket hebat. Ia adalah simbol kerja keras, semangat, dan inovasi. Sejak pertama kali masuk NBA di usia 18 tahun, Kobe tak pernah berhenti mencetak sejarah---baik lewat permainannya yang tajam maupun lewat hal-hal kecil yang berdampak besar, termasuk soal... sepatu.

Bagi banyak orang, sepatu basket hanyalah alat pelengkap. Tapi bagi Kobe, sepatu adalah bagian dari strategi. Ia percaya bahwa untuk bisa bergerak cepat, bertahan kuat, dan melompat tinggi, sepatu harus dirancang bukan hanya untuk tampil keren---tapi untuk menang. Dan dari pemikiran itulah, Kobe melahirkan revolusi yang mengubah dunia sepatu basket untuk selamanya.

Di masa lalu, hampir semua sepatu basket dibuat tinggi (high-top). Tujuannya jelas: untuk melindungi pergelangan kaki dari cedera. Tapi ada satu masalah besar sepatu high top cenderung berat dan membatasi gerak.

Bagi pemain seperti Kobe yang mengandalkan kecepatan, perubahan arah cepat, dan loncatan eksplosif, sepatu berat bisa jadi hambatan. Bayangkan kamu harus berlari naik-turun lapangan dengan "batu bata" di kakimu. Sulit, bukan?

Penyebab utama masalah ini adalah kebiasaan yang tidak pernah dipertanyakan. Para desainer sepatu percaya bahwa semakin tinggi leher sepatu, semakin aman. Jadi, mereka terus membuat model yang sama selama bertahun-tahun. Tidak ada inovasi berarti. Tidak ada tantangan terhadap "norma" itu. Sepatu hanya mengikuti tren, bukan kebutuhan pemain sesungguhnya.

Padahal kenyataannya, sepatu high-top tidak selalu mencegah cedera. Cedera tetap bisa terjadi, dan ironisnya, banyak pemain merasa sepatu mereka justru menghambat kelincahan. Beberapa mengeluh cepat lelah, sulit melompat, atau kurang responsif saat bergerak. Singkatnya, sepatu tradisional tidak lagi sesuai dengan permainan modern yang cepat dan agresif.

Kobe tidak hanya diam melihat masalah ini dan bertanya, "Mengapa sepatu sepak bola bisa ringan dan rendah, tapi tetap kuat? Kenapa sepatu basket tidak bisa begitu?" Pertanyaan sederhana ini memunculkan ide revolusioner.

Bekerja sama dengan Nike, Kobe merancang sepatu basket low-top pertama yang benar-benar kompetitif: Nike Zoom Kobe IV. Desainnya rendah, ringan, tapi dibekali teknologi canggih untuk stabilitas dan daya tahan. Meski awalnya banyak yang meragukan, performa Kobe di lapangan membuktikan bahwa sepatu ini bukan sekedar eksperimen melainkan masa depan.

Awalnya, banyak pemain takut mencoba. Mereka khawatir pergelangan kaki mereka tidak aman. Tapi setelah melihat Kobe bermain luar biasa tanpa cedera, satu per satu mulai ikut mencoba sepatu low-top. Sekarang? Hampir semua pemain NBA, dari guard hingga center, memakai sepatu low-top atau mid-top.

Kobe telah membuktikan bahwa berpikir beda bisa membawa perubahan besar --- bahkan setelah ia tiada.

Kobe Bryant pun wafat pada tahun 2020. Tapi ide dan inovasinya tetap hidup. Sepatu-sepatu seri Kobe masih dipakai oleh pemain NBA hingga hari ini. Bahkan beberapa pemain muda berburu sepatu Kobe karena mereka merasa itulah yang paling cocok untuk permainan modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun