Mohon tunggu...
Ginanjar Hambali
Ginanjar Hambali Mohon Tunggu... Guru Ekonomi

Saya mengajar di SMA. Selain aktivitas mengajar, sesekali saya menulis, dan sering berkebun.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengembangkan Sekolah, Berbasis Masalah atau Kekuatan?

22 Februari 2024   16:11 Diperbarui: 22 Februari 2024   16:16 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bagaimana kita memandang sumber daya yang ada di sekolah, menggunakan pendekatan berbasis masalah ataukah berbasis kekuatan? Bila kita menerima keadaan, pasrah, dan menunggu bantuan dari pihak luar untuk menyelesaikan masalah, berarti komunitas atau sekolah yang kita tempati menekankan pada masalah.

Sementara, bila memusatkan perhatian pada apa yang sudah berjalan dengan baik, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan atau potensi positif, maka sekolah menggunakan pendekatan berbasis kekuatan. Green & Haines (2010) seperti tertulis dalam Modul 3.2 Pendidikan Guru Penggerak, menjelaskan kecenderungan cara pandang pendekatan berbasis kekurangan dengan pendekatan berbasis aset.

Pendekatan berbasis kekurangan fokus pada masalah dan isu, sementara berbasis aset fokus pada kekuatan. Berkutat pada masalah utama, sementara berbasis aset membayangkan masa depan. Mengidentifikasi kebutuhan dan kekurangan yang ditunjukan dengan selalu bertanya apa yang kurang? Dan berbasis aset berpikir kesuksesan yang telah diraih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut.

Bila sekolah dan atau guru fokus pada masalah mereka sibuk mencari bantuan dari pihak luar, namun berbasis kekuatan mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya yang ada. Merancang program atau proyek untuk menyelesaikan masalah sementara berbasis kekuatan merancang visi dan kekuatan. Berbasis masalah biasanya mengatur kelompok yang dapat melaksanakan proyek, dan berbasis aset lebih menekankan kepada melaksanakan rencana aksi yang sudah diprogramkan.

Berdasarkan kecenderungan cara pandang, apakah sekolah kita masuk ke dalam komunitas yang memiliki kecenderungan menggunakan pendekatan berbasis kekurangan dan atau pendekatan berbasis aset? Salah satu kegiatan yang mendorong sekolah dan atau guru, untuk mendekati kecenderungan menggunakan pendekatan berbasis aset salah satunya Komunitas Belajar.

Komunitas Belajar adalah tempat belajar, berbagi, dan juga silaturahmi yang memiliki semangat dan kepedulian yang sama melalui transformasi pembelajaran melalui interaksi secara rutin dalam wadah dimana para guru, berperan aktif bukan menunggu instruksi atau pengalaman dari luar.

Guru yang sudah mempraktekan model, strategi, dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran berbagi praktek baik, dengan rekan-rekannya di sekolah. Berbeda dengan sebelumnya, dimana upaya meningkatkan dan memperbaiki pembelajaran melalui pelatihan dan atau seminar, dengan menunggu narasumber yang berasal dari luar.

Pada mulanya tidak terbayang, para guru berbagi pengalaman mereka kepada guru yang lain. Pengalaman saya, ketika teman guru menjadi materi beberapa guru yang lain, sebelumnya sibuk meragukan kemampuan guru yang menjadi narasumber tersebut. Pertanyaan dan atau sibuk mencari kelemahan atau kekurangan rekan sendiri mulai berubah, dimana setiap guru ternyata memiliki kekuatan dan potensi masing-masing, yang bila dibagi dan dikolaborasikan menjadi kekuatan sekolah.

Komunitas Belajar bukan sekedar program tahunan atau proyek pembelajaran namun rencana kerja Komunitas Belajar di banyak sekolah disusun, berdasarkan visi besar tujuan pendidikan. Pada mulanya, komunitas belajar tertumpu pada beberapa orang atau kelompok tertentu, namun, di sekolah-sekolah dengan Komunitas Belajar yang lebih maju, kegiatan disusun berdasarkan rencana aksi atau  kegiatan yang sudah diprogramkan. Rencana aksi yang sudah deprogramkan tidak tertumpu pada beberapa orang di sekolah.

Tentu saja masih banyak contoh-contoh atau wadah-wadah, bagaimana sekolah dan atau guru mulai melihat kekuatan atau pendekatan berbasis aset dalam mengembangkan sekolah. Dari pada sibuk mencari kekurangan dan kelemahan sumber daya yang ada di sekolah atau sekitar guru, lebih baik menemukan kelebihan dan kekuatan dalam mengembangkan sekolah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun