Perfilman Indonesia semakin hari nampaknya semakin berkembang. Banyak film berkualitas selalu hadir setiap bulannya. Mulai dari film horor, romantis, juga komedi. Bulan Februari ini tepatnya pada hari kasih sayang, ada beberapa film lokal yang bersamaan rilis di layar lebar. Di antaranya adalah Antologi Rasa, Kain Kafan Hitam, dan Calon Bini. Tepat pada hari pertama tayangnya, saya memilih untuk menonton film Antologi Rasa.
Antologi rasa merupakan film yang diadaptasi dari novel best seller karya Ika Natassa. Cerita ini menjadi karya keduanya yang difilmkan setelah Critical Eleven yang duluan tayang pada tahun 2017. Sebelum nonton filmnya, saya menyempatkan dulu untuk membaca novelnya dan ingin membandingkan kesesuaian antara novel dan film.
Film ini menceritakan tentang persahabatan antara Keara, Harris, Ruly, dan Denise. Mereka berempat adalah banker yang pertama kali bertemu di lift ketika terlambat kerja. Kedekatan antar satu sama lain membuat keempatnya menjalin persahabatan di mana selalu berkumpul ketika jam makan siang dan selalu bersama kemanapun.
Tapi, ternyata ada rasa lain yang diam-diam datang pada persahabatan mereka. Sejak kali pertama bertemu di lift di hari pertama kerja, Harris sudah jatuh cinta pada Keara.Â
Sementara itu Keara justru menyimpan rasa pada Ruly, laki-laki kalem yang sangat bertolak belakang dengan Harris yang playboy. Sayangnya, sudah sejak lama hanya jatuh cinta pada seorang perempuan. Ya, perempuan itu adalah Denise yang mana sudah dikenalnya sejak di bangku SMA. Meski pada akhirnya Denise sudah dinikahi laki-laki lain, perasaan Ruly sama sekali tidak berubah.
Kisah mereka memang sangat rumit. Namun, keadaan yang paling rumit adalah ketika Harris dan Keara pergi ke Singapura untuk menonton balapan F1. Ruly tidak ikut karena membatalkan janji pada detik-detik keberangkatan mereka.Â
Hal tidak terduga terjadi di antara Harris dan Keara karena mereka mabuk berat malam itu. Dari sana, hubungan keduanya renggang. Harris menjadi orang yang sangat dibenci oleh perempuan itu.
Lepas dari Harris sejak kejadian di Singapura itu, Keara memiliki waktu berdua dengan Ruly karena sama-sama ditugaskan ke Bali. Di sana, Ruly pun melakukan pendekatan pada Keara dan mulai merasakan hal berbeda pada hatinya. Sementara Keara hanya mengikuti alur permainan Ruly yang tidak tahu akan dibawa ke mana. Apalagi mengingat bahwa Ruly tidak akan pernah bisa melupakan Denise sampai kapanpun.
Penggambaran karakter Keara dalam novel yang high class terlihat sangat baik diperankan oleh Carissa Perusset. Hanya saja Carissa terlihat lebih kalem dibanding sosok Keara asli di novel yang sedikit lebih "nakal".Â
Herjunot Ali adalah karakter sempurna untuk memerankan Harris. Gayanya yang tengil khas playboy benar-benar pas dipasangkan bersama Keara. Sementara itu sosok si kalem Ruly pun sudah sangat cocok diperankan oleh Refal Hady, mengingat ia memang sering memerakan tokoh sebagai laki-laki kalem.