Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Antara Kompetitif dan Lagu Lama

4 November 2018   13:10 Diperbarui: 5 November 2018   20:47 1288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: imgcop.com

Sebelum timnya mendapat gangguan non teknis, pelatih kepala Persib Bandung, Mario Gomez sempat menghitung di pekan berapa timnya bisa melakukan selebrasi juara. Akumulasinya jatuh di pekan ke-30 keatas, paling cepat melawan PSMS Medan (9/11) atau saat menjamu Perseru Serui di pekan ke-32 (23/11). 

Kedua pertandingan tersebut dirasa cukup strategis dijadikan target selebrasi, terlepas dari hitungan matematis poin, laga tersebut akan dilaksanakan di kandang sendiri. Dimana dalam rencananya, Gomez ingin melakukannya bersama bobotoh karena dua laga tersebut berstatus home bagi Persib.

Apa yang dilakukan Gomez cukup beralasan. Persib memimpin tujuh poin, perlahan tim mencapai penampilan klimaks, dan para rival masih dirundung inkonsistensi. Jarak poin jadi fakta yang sudah cukup relevan untuk menopang target Gomez tersebut. Namun, pasca el classico melawan Persija Jakarta, semua yang telah dikalkulasikan dengan baik mendadak sirna.

Agaknya sanksi dari komdis yang membuat konsentrasi timnya buyar itu tak masuk dalam perhitungan kemungkinan terburuk yang dipikirkan Gomez. Sebuah hal yang masih bisa diwajarkan mengingat pelatih berpaspor Argentina tersebut merupakan orang baru di sepakbola Indonesia, Ia belum sepenuhnya memahami liga yang absurd ini.

Dengan berat hati Gomez pun merevisi plan tersebut. Hanya ada dua opsi yang tersisa, pertama tetap menjaga asa juara sampai pertandingan terakhir melawan Barito Putra (9/12).

Kedua, cukup mempertahankan zona Liga Champions Asia/AFC Cup. Karena bagaimana pun juga sudah dapat dipastikan bahwa rencana berselebrasi lebih cepat bersama bobotoh itu akan gagal direalisasikan. Jika pun tim Persib benar-benar mampu keluar sebagai jawara musim ini, mungkin perlu menjadwalkan selebrasi diluar stadion/pertandingan.

Mengingat bobotoh masih dalam masa sanksi. Sehingga perlu ada acara khusus untuk merealisasikan keinginan Gomez: melakukan selebrasi juara bersama bobotoh.

Berbicara juara, kans Persib sedikit lebih berat dari dua rival utamanya musim ini: Persija Jakarta dan PSM Makassar, andai kemungkinan terburuk bagi Persib terjadi, dimana kedua rivalnya tersebut menyapu bersih lima pertandingan terakhir.

Tanpa kompromi Persib harus merelakan musim ini tanpa gelar kembali setelah terakhir kali mereka meraihnya pada tahun 2014 silam. Namun jika masih mau menjaga kans, Persib bisa mulai menghitung dari sisi lain, salah satunya adalah membandingkan calon lawan Persija, PSM, dan mereka sendiri di lima partai terakhir.

Jelas, kemenangan atas Bhayangkara FC ini seolah membuka kembali peluang juara Persib. Karena sebelum match ini berlangsung, calon lawan berat Persib hanya Bhayangkara FC di pekan ke-29 dan Persela Lamongan di pekan ke-33 nanti. Kemungkinan terburuk Persib kehilangan poin saat meladeni dua laga tersebut.

Selebihnya lawan PSMS Medan (9/11), PSIS Semarang (18/11), Perseru Serui (23/11), dan Barito Putera (9/12) masih bisa mencuri poin. Dalam skema normal, Persib punya tiga jatah kandang dan dua jatah partai tandang. Dikarenakan Persib mendapat sanksi partai usiran dan tanpa penonton, kelima pertandingan tersebut sama beratnya seperti laga tandang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun