Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pentingnya Merokok Secara Adil

4 April 2018   14:51 Diperbarui: 5 April 2018   21:58 3295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: health.com/GettyImages

Sebagai perokok pasif yang divonis terkena flek paru-paru oleh dokter, saya merasa hidup itu tak selalu adil. Bayangkan saja, saat seseorang merokok, sebagian besar asapnya tidak masuk ke paru-paru perokok. Karena sebagian besar asap rokok dilepaskan ke udara sehingga asap bisa dihirup oleh perokok pasif. Tentu saja hal ini sangat memilukan, mereka yang berbagi racun seolah tidak berdosa dengan kelakuannya tersebut.

Area bebas asap rokok rasa-rasanya belum sepenuhnya membantu perokok pasif. Mengingat tidak jarang para perokok aktif mengabaikan tulisan no smoking area. Hanya di SPBU saja mereka memahami tulisan tersebut, selebihnya seperti kita rasakan bersama, tempat umum dengan segala polusinya ditambah asap rokok yang beredar di udara menjadi mimpi buruk tersendiri bagi kalangan perokok pasif.

Anak-anak, Ibu Hamil, dll tidak sepenuhnya dapat menegur, ada kecanggungan tersendiri. Terkadang mereka pasrah dengan keadaan. Semisal saat mengantri di halte bus, beberapa perokok pasif hanya bisa memberikan kode seperti batuk atau menutup hidungnya sembari mengusir asap rokok yang menyapa dirinya.

Butuh mental dan keberanian yang tinggi untuk sekadar menegur para perokok aktif, apalagi orang yang tidak kita kenali. Beberapa kali saya juga hanya bisa berharap sesuatu agar si perokok yang tengah mengisap rokoknya itu peduli dengan orang-orang disekitar. Hanya harapan-harapan seperti itu.

Konon ketika dihembuskan oleh perokok, asap rokok tidak hilang begitu saja. Butuh waktu sekitar 2.5 jam agar asap rokok steril di udara. Asap rokok akan tetap ada meskipun tidak terdeteksi oleh indera penciuman khususnya di tempat-tempat tertutup seperti didalam mobil, rumah, kamar mandi dan lainnya. Kemungkinan, dalam jumlah besar asap rokok masih beredar di udara meski si perokok sudah selesai menghisap rokoknya. Dampak asap rokok juga sudah menjadi masalah global.

Menurut Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat lebih dari 7 juta kematian terjadi akibat penyakit yang ditimbulkan asap rokok setiap tahunnya. Sekitar 890.000 kasus kematian diantaranya terjadi pada perokok pasif.

Seperti kita ketahui bersama, dampak asap rokok terhadap orang dewasa yang tidak merokok, ibu hamil, dan anak-anak cukup berbahaya, baik sementara ataupun jangka panjang. Mengingat asap tembakau mengandung 4000 bahan kimia dan 50 diantaranya telah dikaitkan dengan kanker. 

Hidrogen sianida (gas yang sangat beracun yang digunakan senjata kimia dan pengendalian hama), benzene yang ditemukan pula dalam bensin, formaldehida (bahan pengawet yang digunakan untuk membalsem mayat), dan karbon monoksida (gas beracun yang ditemukan dalam knalpot mobil) adalah jenis bahan kimia yang terkandung dalam asap rokok.

Dampak asap rokok bagi anak-anak tidak lain adalah terganggunya sistem kemampuan akademik anak yang menjadi rendah dibandingkan dengan anak yang tidak terpapar asap rokok. Selain itu, anak juga bisa terserang asma, pilek, batuk, infeksi telinga dan sistem pernafasan, meningitis, alergi, infeksi telinga tengah yang dapat mengganggu pendengaran, hingga syndrom kematian mendadak pada bayi.

Berbeda dengan dampak yang terjadi pada orang dewasa yang tidak merokok, perokok pasif jenis ini bisa terserang kanker paru-paru dengan presentase sebanyak 25 persen.

Pun dengan penyakit jantung koroner yang bisa menyebabkan serangan jantung. Sedangkan dampak pada ibu hamil, berisiko lebih tinggi mengalami keguguran, bayi mati, sampai bayi yang lahir dengan berat badan dibawah rata-rata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun