Mohon tunggu...
Gianto Kwee
Gianto Kwee Mohon Tunggu... Teknisi - Mechanical Design

Lahir di Tulung Agung, Jawa Timur, Sekolah di Bltar sampai SMA, tinggal di Jakarta sejak 14 November 1974, Berusaha menjalani HIDUP HARI INI dengan baik dan selalu belajar untuk makin tumbuh Dewasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"System" Tidak Punya "HATI" Tapi Sangat Mendidik

15 Juli 2015   02:25 Diperbarui: 15 Juli 2015   02:25 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari itu Istriku Ulang Tahun, Hadiah yang diminta sangat sederhana, Dia Mau Handphone yang Android

"Suamiku, Jangan yang mahal ! Ini SIMCard nya Hand Phone ku pagi tadi kecemplung Aquarium dan Langsung Mati"

Siang itu aku mampir ke Mall di Daerah Jakarta Barat untuk beli Android buat Istriku, Kupilih yang tak terlalu mahal, kubayardan kuberikan SIMCard dari Istriku untuk dipasang

"Bapak SIMCard nya sudah Kuno, tidak bisa dipotong sehingga tidak bisa dipasang, SIMCard nya harus diganti, bapak bisa ganti baru di Gerai nya dan Gratis, Mereka bisa memotong dan memasangnya di Android yang baru ini " Kata Penjual Android nya

Dengan sedikit kesal aku segera meluncur ke Karawaci Tangerang menuju Gerai SIMCard tersebut.

Begitu sampai Pak Satpam memberiku kupon antrian, ada 2 orang sebelum aku.

"Bapak, SIMCard nya Pasca Bayar dan bukan atas nama Bapak, Kami tidak bisa menggantinya kalau tidak ada Surat Kuasa " Jelas Petugas nya Dengan Senyum Ramahnya

"Nona, Tolonglah kan hanya ganti kartu Masak tidak bisa " Aku mulai Jengkel

"Mohon Maaf bapak, Kami bekerja berdasarkan System dan kami harus mengikuti System dengan benar, Jawab petugasnya tetap dengan Senyum Ramahnya

Aku sangat Jengkel dan marah : " Nona, aku mau bicara dengan Pimpinan, masak ganti SIMCard saja kok sulit amat" aku melihat sekeliling ruangan, ya ampun ternyata aku sudah jadi pusat perhatian semua orang

Aku menghadap ke Pimpinan Gerai tersebut dengan perasaan campur aduk, Perasaan bersalah dan malu mulai menghinggapiku, dihadapanku duduk seorang laki laki belum 40 tahun dengan wajah Ramah : "Mohon Maaf bapak Sungguh tidak bisa" katanya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun