Mohon tunggu...
Ghoniyul Hilmi
Ghoniyul Hilmi Mohon Tunggu... Belom menikah

okay

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa PMM UMM Membantu UMKM Brondong Ketan dalam Pembuatan Produk dan Pemasaran Via Online

14 Januari 2022   10:47 Diperbarui: 14 Januari 2022   10:54 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Brondong ketan merupakan  jajanan khas Kabupaten Trenggalek tepatnya di Dusun Jati Desa Gayam Kecamatan Panggul. Makanan ini terbuat dari beras ketan yang disangrai dari bahan tanah liat. 

Menurut kepercayaan warga sekitar, brondong ketan ini hanya bisa dibuat di Dusun Jati Desa Gayam. Jajanan ini memiliki rasa yang manis dan gurih. Pembuatan brondong ketan sendiri juga tidak menggunakan bahan pengawat. Jadi aman untuk anak-anak sampai orang dewasa.

Proses pembuatan brondong ketan dimulai dari membersihkan ketan yang akan dijadikan brondong, setelah bersih ketan disangrai di atas tungku sambil diaduk menggunakan merang. Setelah ketan mulai meletus ditutup dengan kain untuk menghindari percikan. 

Setelah semua ketan matang, diangkat. Ketan yang sudah matang tersebut dipilah lagi dipisahkan dengan ketan yang belum matang. Setelah itu ketan dicampur dengan gula merah yang telah dicairkan. 

Setelah merata ketan dibentuk menjadi bulatan kecil. Jika sudah semuanya, lalu dipanggang di atas tungku. Dan brondong ketan siap untuk dikemas.

Dokpri
Dokpri

Setelah selesai semuanya pengemasan, brondong ketan siap untuk dipasarkan. Pemasaran brondong ketan awalnya hanya dijual di pasar dan toko. "Kalau untuk pemasaran itu saya biasanya di pasar dan di toko-toko gitu", ujar bu Yani pemilik usaha brondong ketan. 

Untuk itu PMM kelompok 71 berinisiatif untuk memasarkan brondong ketan ini melalui media online. Karena saat ini perkembangan media online sangat pesat. 

Sehingga apabila dipasarkan melalui media online akan lebih mudah. Dan diharapkan dengan pemasaran via online ini penjualan brondong ketan akan meningkat dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Gayam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun