Mohon tunggu...
ghina mufidah
ghina mufidah Mohon Tunggu... mahasiswi

peace & love

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Petani dan Pertanian di Indonesia : Pilar Utama Ketahanan Pangan Nasional

6 Oktober 2025   00:26 Diperbarui: 6 Oktober 2025   00:26 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : https://bawuran.id/artikel/2018/1/19/langkah-langkah-cara-menanam-padi

Sektor pertanian memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, terutama dalam menjamin ketahanan pangan dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi sumber daya alam yang sangat mendukung kegiatan pertanian, baik dari segi kesuburan tanah maupun kondisi iklim tropis yang memungkinkan berbagai jenis tanaman tumbuh subur sepanjang tahun.

Namun, di balik potensi besar tersebut, sektor pertanian di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, seperti rendahnya kesejahteraan petani, keterbatasan akses terhadap teknologi, serta fluktuasi harga hasil pertanian. Kondisi ini menjadi salah satu alasan mengapa perhatian terhadap nasib petani perlu terus ditingkatkan.

Peran dan Kondisi Petani di Indonesia

Petani merupakan ujung tombak dalam sistem pangan nasional. Mereka berperan penting dalam menjaga ketersediaan bahan pangan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Meski demikian, sebagian besar petani di Indonesia masih tergolong dalam kelompok petani kecil dengan kepemilikan lahan yang terbatas. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 56% petani di Indonesia memiliki lahan kurang dari 0,5 hektar.

Keterbatasan modal dan akses terhadap teknologi modern membuat produktivitas pertanian belum optimal. Selain itu, masalah klasik seperti sulitnya memperoleh pupuk bersubsidi, harga jual hasil panen yang tidak stabil, serta perubahan iklim juga menjadi hambatan serius bagi keberlanjutan sektor ini.

Hasil Wawancara dengan Petani Lokal

Untuk memperoleh gambaran nyata mengenai kondisi petani di lapangan, penulis melakukan wawancara dengan Bapak A, seorang petani padi yang tinggal di Kabupaten Serang, Banten. Beliau telah menggeluti profesi sebagai petani selama kurang lebih dua puluh lima tahun. Dalam wawancara, Bapak A menceritakan bahwa sejak muda ia sudah terbiasa membantu orang tuanya di sawah hingga akhirnya mengelola lahan sendiri meskipun dalam skala kecil.

Menurutnya, tantangan terbesar yang dihadapi petani saat ini adalah harga gabah yang sering tidak stabil, terutama ketika musim panen raya tiba. "Kadang hasil panen melimpah, tapi harga justru turun. Jadi penghasilan tidak sebanding dengan kerja keras yang dilakukan," ujarnya. Selain itu, ia juga mengeluhkan sulitnya memperoleh pupuk bersubsidi yang sering langka di pasaran.

Meski begitu, perkembangan teknologi di bidang pertanian sedikit banyak mulai dirasakan manfaatnya. Bapak A menuturkan bahwa saat ini kelompok tani di desanya sudah menerima bantuan alat pertanian seperti traktor dan mesin perontok padi yang cukup membantu mempercepat proses tanam dan panen. Namun, penggunaan teknologi pertanian modern seperti sistem irigasi otomatis atau sensor kelembapan tanah masih belum banyak dikenal oleh petani di daerahnya.

Di akhir wawancara, Bapak A menyampaikan harapannya agar pemerintah terus memperhatikan kesejahteraan petani kecil. Ia berharap harga gabah dapat lebih stabil, pupuk dan alat pertanian mudah diakses, serta ada pelatihan bagi petani mengenai cara bertani modern agar hasil panen meningkat. "Petani itu sebenarnya mau maju, asal ada pendampingan dan perhatian yang berkelanjutan," tuturnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun