Mohon tunggu...
M. Ghaniey Al Rasyid
M. Ghaniey Al Rasyid Mohon Tunggu... Freelancer - Pemuda yang mencoba untuk menggiati kepenulisan

Orang yang hebat yaitu orang yang mampu untuk mempertahankan prinsip mereka dari beberapa kontradiktif

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Potret Komplek Toko Buku Gladak Kini dan Nanti

12 Januari 2021   18:08 Diperbarui: 13 Januari 2021   21:17 986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: solopos.com

Semua buku berkualitas sih, tapi ada beberpa pengelompokan atas kualitas berdasarkan pengarang dan mungkin penghargaan dari karya sastra yang membawa buku itu naik dahun. 

Sering terjadi Menyelinap hingga bagian terdalam nan lumayan sempit dibawah meja, beberapa orang sering melakukannya untuk mendapat buku yang mereka inginkan.

Kadang diletakkanlah berbandel buku pada depan toko, dan ada pula yang rela menyediakan rak rapi untuk katalog buku. Sekitar 15 toko berada dikompleks toko tersebut. Kita bisa memilah dengan nyaman dan ditemani penjaga toko yang siap membantu apa opsi buku yang kita butuhkan.

Bilapun kita teliti dan sabar memilah berjam-jam, bisa juga kita mendapatkan karya sastra terkenal karanga Mohtar. Lubis ataupun roman Burung-Burung Manyar milik Romo Mangun. Bila lebih teliti, kita pun bisa menemukan sebandel majalah Prisma yang terkenal dengan menyajikan opini dari para pakar yang tak usang-usangnya dan bosan kita baca walaupun hampir kusam kertasnya ditelan usia.

Pohon beringin yang berdiri nan rindang memayungi toko buku gladak memayungi dari sengatan surya siang yang tak pernah dirasa selain di komplek Toko Buku Gladak ini.

Keheningan toko Nampak mulai terlihat baru-baru ini Karena pelanggannya yang kebanyakan mahasiswa dipaksa pulang ke kandang masing-masing karena pandemi.

Nampak juga ratapan dan lamunan dari penjual yang selalu mengharap kedatangan pelanggan untuk membeli buku yang ia miliki. Tak segan mereka menanyakan dengan sayu dan harap untuk pulang dari tempat itu tidak dengan tangan hampa.

Memang minat baca bangsa ini yang tak begitu masif dibandingkan dengan Eropa, memberikan gambaran konkrit mengapa pagelaran toko buku sering sepi dan segelintir pengunjunglah lah yang mendapat ilham melek literasi. Hal ini bukanlah hujatan, mungkin bangsa ini butuh proses untuk sadar.

Harapan datang ketika orang-orang yang tercerahkan ini bisa merekonstruksi atas ilmu yang telah didaptkan. Rekonstruksi ataupun dekonstruksi adalah reporduksi suatu ilmu pengetahuan. Gladak yang berkontribusi menyedikan buku-buku ini, menurut saya berjasa bagi mereka orang-orang yang sadar. Sadar literasi.

Toko Buku Gladak dan Kemajuan Teknologi

Nampak kecut dan lesu ketika minim pelanggan datang. Apakah karena faktor pandemi? Atau memang minat baca yang rendah? Nampak sepi di kompleks toko buku gladak, dan berfariasi faktor sepi pembeli toko ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun