Bagaimana kabar dunia hari ini?
Rasanya masih sama sejak 5 bulan lalu, 11 Maret 2020, saat WHO mengumumkan wabah Covid-19 sebagai pandemi global (Putri, 2020). Sampai hari ini seluruh negara, termasuk Indonesia, masih berjuang melawan pandemi dan keterpurukan ekonomi yang terjadi imbas pandemi itu sendiri.
Lantas, bagaimana kabar Anda hari ini? Merasa khawatir atau tenang-tenang saja?
Jika saya diijinkan menjawab, "Ya, saya merasa khawatir."
Pandemi tidak hanya soal bagaimana kita bertahan di rumah saja, atau memakai masker dan membawa hand sanitizer jika memang terpaksa meninggalkan rumah, bukan? Meskipun upaya penyelamatan diri dari virus mematikan ini saja sudah menjadi kekhawatiran tersendiri. Lebih dari 5 ribu orang di Indonesia meninggal karena virus ini dari sekitar 113 ribu yang dinyatakan positif. Jelas ini menjadi momok bagi semua orang.
Masalah ini menjadi lebih rumit karena manusia juga bisa mati (kelaparan) jika di rumah saja. Bisnis bisa mati. Negara bisa resesi.
Pembatasan sosial berarti juga pengurangan konsumsi, khususnya terhadap sektor-sektor yang terimbas langsung dari kebijakan social distancing dan paranoid masyarakat sendiri terhadap penularan virus. Travel, pariwisata, hospitality, pusat perbelanjaan, dan sektor-sektor tradisional yang membutuhkan interaksi atau pertemuan manusia dengan manusia secara langsung menjadi contoh konkret dalam kasus ini.
Ditambah lagi dengan kebijakan lockdown yang memaksa kantor-kantor atau toko-toko di luar sektor yang menyediakan kebutuhan esensial bagi masyarakat harus tutup dan karyawan diminta untuk bekerja di rumah. Namun tidak semua jenis pekerjaan bisa dilakukan secara virtual dan tidak semua bisnis bisa bertahan jika kegiatan operasionalnya dihentikan. Sehingga sangat disayangkan tidak sedikit perusahaan collapse, karyawan mendapat pemotongan gaji hingga layoff.
Hal tersebut juga berdampak kepada angkatan kerja baru atau siswa yang baru saja lulus sekolah/kuliah bertepatan dengan masa pandemi ini. Mereka dihadapkan dengan ketidakpastian karena lapangan pekerjaan yang minim dan entah sampai kapan kondisi ini akan berlangsung.
Akibat pandemi, jumlah pengangguran di Indonesia sudah bertambah 3.7 juta orang sehingga totalnya berpotensi mencapai 12.7 juta orang pada tahun 2021 menurut Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa (Kusuma, 2020).