Mohon tunggu...
Getha Dianari
Getha Dianari Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan Swasta

Tunggu sesaat lagi, saya akan menulis lagi.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Apa Bedanya Ramadan Dulu dan Kini?

26 Mei 2020   10:45 Diperbarui: 26 Mei 2020   10:42 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: www.koppert.com

Jika hari ini aku baru bisa tidur jam 2 dini hari, aku akan tetap terbangun jam 5 pagi. Pernah suatu saat aku baru bisa tertidur pada jam 3 dini hari dan aku tetap terbangun jam 5 pagi. Namun yang paling disayangkan dari gangguan tidurku adalah aku tidak bisa memaksakan diri tidur lagi setelah terbangun. Itulah mengapa orang tuaku selalu berhati-hati jika harus sengaja membangunkanku saat tidur karena mereka tahu betapa berusahanya aku untuk tidur, hahaha...

Dari permasalahan itu, sudah bisa dibayangkan bagaimana berusahanya aku menjalani sahur, bukan?

Aku memasang alarm yang sangat keras dan sudah menyiapkan botol air mineral di samping kasur semalam sebelumnya. Kalau aku punya energi lebih untuk membuat sereal atau Indomie, rasanya sudah sangat mewah.

Di penghujung jam kerja, terkadang aku ke masjid kantor untuk mendapatkan tajil dan menu buka puasa gratis, serta hitung-hitung bisa merasakan kebersamaan yang merupakan momen paling dirindukan dari rumah. Kalau tidak, aku akan membeli baso tusuk bakar langganan yang menjajakan dagangannya di atas sepeda. 

Pedagangnya adalah orang Madiun dan kami cukup akrab. Namun sayang, ia sudah tidak lama terlihat berjualan lagi, terakhir ia mengeluhkan cukup banyaknya pesaing di daerah tersebut terutama sejak kehadiran pedagang telur gulung. Belakangan ini, telur gulung viral di Jakarta dan aku pikir pembelinya adalah karyawan-karyawan seumuranku yang bernostalgia dengan jajanan masa kanak-kanaknya.

Ayahku membayangkan aku sering merenung sendirian di kamar kost dan aku tidak bisa mengelaknya. Aku tidak bisa berpura-pura bilang kalau aku produktif dan menikmati kehidupanku setiap saat. Ada saat-saat dimana manusia tidak (mau) mengerjakan apa-apa, saat itu rasanya manusia hanya butuh penghiburan dan kehadiran orang lain. 

Namun juga jangan mengira aku tidak berusaha menghadirkan setidaknya seorang pendamping, ternyata jika adapun tidak selamanya ia bisa menyelesaikan masalah yang tengah kita maksud. Ayah dan Ibu selalu mengerti, saat aku merenung aku hanya sedang homesick. Mereka akan memintaku bertahan dan lekas pulang.

Setiap Ramadan punya cerita.

Kata orang, Ramadan kali ini berbeda. Bagiku, setiap Ramadan memang berbeda.

Dua jurnalku sebelumnya bercerita tentang Covid-19, sayangnya pada artikel kali inipun kita masih menyinggung Covid-19. Semua orang masih menunggu penuh harap, kapan ujian ini berakhir?

Ibuku adalah penggemar Siwon Choi, iya betul Siwon personel boyband Suju itu! Namun Ibu lebih mengenal Siwon sebagai pemeran drama Oh My Lady. Sedangkan aku lebih suka mengenal Siwon sebagai duta UNICEF dan seorang public figure yang memberikan kata-kata positif di akun Twitter miliknya:

"Dengan dampak dari virus corona (Covid-19) dan dipenuhi dengan ketakutan untuk masa depan yang tidak pasti disertai kebingungan dan kesulitan besar. Tetapi kita percaya bahwa musim semi pasti akan datang setelah musim dingin, bencana pasti akan dipulihkan, diperbarui dan juga seperti halnya hati kita yang terluka akan sembuh, kita akan bangkit berdiri lagi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun