Mohon tunggu...
Gerard Soeharly
Gerard Soeharly Mohon Tunggu... Seniman - Muda, beda dan berkarya.

Muda, beda dan berkarya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kilas Sejarah Depok, "Keramat Sambi" yang Terabaikan

30 Juli 2020   22:55 Diperbarui: 30 Juli 2020   22:54 1508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situs makam 'Keramat Sambi' yang kini terancam pembanguan UIII. (Foto: Gerard)

Depok, 30 Juli 2020

Dalam sejarah, Depok ternyata memiliki seorang tokoh masyarakat yang konon dikenal sebagai tukang sunat yang juga merupakan salah satu penyebar agama islam, keturunannya memanggil dengan sebutan Mpi Siun dan kini, makam itu sedang diperjuangkan agar tak tergusur oleh proyek pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) oleh Kementrian Agama.

Situs makam 'Keramat Sambi' namanya, ada 3 makam didalamnya yakni Mpi Siun, pengawal Mpi Siun dan Istri terakhirnya. Menurut cerita sejarahwan yang juga keturanannya menjelaskan, nama 'Keramat Sambi' berasal dari pohon Sambi yang tumbuh disekitar makam yang kemudian warga setempat mengaitkannya dengan kata keramat sehingga nama tersebut muncul secara alamiah.

Taam Sumarna (80) menceritakan, dahulunya disekitar makam itu terdapat pemukiman warga yang akhirnya harus terpaksa digusur dengan alasan warga setempat menganut paham komunis (PKI).

"Mpi Siun itu kalo sekarang mah disebutnya tokoh masyarakat, dulu nyebarin agama islam," ungkap Kong Taam, panggilan sopan untuk dirinya.

"Disitu perkampungan, tapi digusur dengan alasan warga disitu PKI katanya, padahal yang PKI itu cuma satu orang, pernah juga waktu itu kebakar pohon disekitar makam, sekelilingnya hangus terbakar cuma pohon sambi itu aja yang gak kebakar," ceritanya dengan sedikit terbata-bata.

Setelah berpamitan dengan Kong Aam, kami berhasil menemui saksi sejarah selanjutnya, Ma Indun panggilan akrabnya yang berusia 77 tahun.

Dipaparkannya dengan sedikit wajah sedih, kala itu Ia sempat menyaksikan perang disekitar tempat tinggalnya sekarang yang pada jaman dahulu sering dijadikan tempat kumpul 'Jawara Betawi'.

Ma Indun mengakui, jika memang tidak sempat bertemu dengan Mpi Siun semasa hidupnya, mengapa tidak Ma Indun dan Kong Taam adalah generasi kelima dari Mpi Siun namun, Ma Indun sering diceritakan perjalanan leluhurnya itu oleh ayah kandungnya, Haji Tinggi.

Diceritakan ayahnya, Mpi Siun adalah sosok berkuda yang turut menyebarkan agama islam di daerah yang sekarang kita kenal dengan nama Kota Depok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun