Mohon tunggu...
Geofakta Razali
Geofakta Razali Mohon Tunggu... Dosen - Nata Academy

Pemerhati Postmodernisme dan Komunikasi Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Negative Thinking dan Overthinking, Bagaimana Mengatasinya?

22 November 2022   07:45 Diperbarui: 22 November 2022   07:59 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ada beberapa pandangan yang dapat kita simpulkan tentang negative thinking. Menurut saya, pengertian negative thinking adalah sebuah konsep berpikir diri sendiri yang melibatkan pikiran dan energi negatif mengenai cara pandang terhadap lingkungan dan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku sehari-hari. Mengacu pada (Keener, 2015), pikiran negatif juga berhubungan dengan perasaan negatif seperti kesedihan, kecemasan, kemarahan, dan keputusasaan.

Seringkali kita tidak menyadari pikiran negatif kita muncul secara otomatis. Terkadang, bahkan tampak masuk akal dan dapat dipercaya. Pada dasarnya secara umum, penyebabnya muncul dari perasaan buruk kita. Semakin besar kemungkinan kita berfikir negatif dan mempercayainya, maka pikiran tersebut akan terlihat benar walaupun bagi orang lain tifak masuk akal dan tidak realistis. Kecenderungan lainnya, penyebabnya juga terjadi ketika seseorang mereasa stres, cemas, saat tersinggung dan murung terhadap situasi tertentu. Adapun dalam penelitian (Putra, 2020), pikiran negatif bukanlah muncul begitu saja tanpa ada faktor yang menyebabkan ia muncul pada diri seseorang, berikut faktor-faktor penyebab berpikiran negatif, diantaranya: pertama, trauma pengalaman terdahulu. Kedua, Tidak adanya tujuan yang jelas. Ketiga, Rutinitas negatif. Keempat, Pengaruh internal. Kelima, pengaruh eksternal. Keenam, kehidupan masa lalu. Ketujuh, konsentrasi yang negatif. Kedelapan, kondisi mental yang lemah. Kesembilan, Persahabatan yang tidak baik. Kesepuluh, media informasi.

Mengubah pemikiran negatif adalah semcam proses  penilaian ulang atau restrukturisasi kognitif. Proses ini mirip dengan menekan fordward ketika mempercepat film pada pemutar DVD. Saat film dalam mode fastforward, gambar terbang dengan cepat dan sulit untuk dipahami. Ini adalah mirip dengan aliran pikiran negative yang dengan cepat melewati pikiran kita. Maka, cara mengatasinya adalah menekan putar kembali film tersebut dan film melambat, maka, segalanya bisa masuk akal tentang apa yang sedang terjadi. Demikian pula, ketika kita menggunakan catatan-catatan pikiran untuk mengubah pikiran kita menjadi lebih positif. Kemudian kita dapat memahami bagaimana persepsi kita memengaruhi perasaan kita.

(Young, 2018), dalam artikelnya How to Change your Negative Thinking memberikan beberapa pandangan dalam mengubah pikiran negative. Diantaranya adalah:

1. Pay attention to your self-talk : Beri waktu untuk beratensi pada setiap proses pemikiran dalam diri anda sendiri

2. Pick out the thought(s) that really make you feel the emotion the most : Selektif dalam menginterpretasikan emosi dan hubungan sebab-akibat di dalamnya 

3. Challenge the negative thought(s), : Memberikan tantangan pada pikiran negatif kita bahwa, pikiran tersebut tidak akan mengontrol dan menguasai kita

4. Now, rate how you feel : Mengukur perasaan dapat membuat kita mengerti tentang hubungan ekspektasi dan realita yang lebih logis.

Referensi :

 

Keener, A. B. (2015). Negative thinking. Scientist, 29(10). https://doi.org/10.2307/4016122

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun