Stunting merupakan program Prioritas utama dalam nawacita di era presiden Joko Widodo. Permasalahan Stunting dapat dicegah bila dilakukan penanganan yang dimulai dari remaja. Dengan memberikan edukasi Pemahaman tentang Kesehatan Reproduksi (KesPro) dan Pemenuhan Gizi pada Remaja.
DPPKB (Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana) Kab. Tangerang melalui Bidang K3, Seksi Bina Ketahanan Keluarga, Anak, dan Lansia. Melakukan Edukasi Pemahaman Kesehatan Reproduksi dan Upaya Pencegahan Stunting ditengah Pandemi Covid 19.
"Mari kita gencarkan kembali pemahaman kesehatan reproduksi dan upaya Pencegahan Stunting di Kab.Tangerang, meskipun saat ini Kita sedang berperang dengan situasi Pandemi Covid-19" kata Kepala Seksi Bina Ketahanan Balita, Ibu Nur Qomariah SKM. MMkes, saat membuka acara sekaligus memberikan sambutan dalam kegiatan Penyuluhan Pemahaman Kesehatan Reproduksi dan Upaya Pencegahan Stunting di Wilayah Lokus Stunting Kab. Tangerang.
Lebih lanjut, Ibu Nur Qomariah SKM, MMKes mengungkapkan, saat ini Pandemi Covid-19 memang selalu membayangi setiap kegiatan. Akan tetapi itu bukan masalah bagi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kab. Tangerang dalam memberikan pelayanan  terbaiknya. "Kita harus tetap berupaya menjalankan program penyuluhan Pemahaman Kesehatan Reproduksi dan Upaya Pencegahan Stunting meskipun dengan protokol kesehatan Covid-19. Hal ini sangatlah penting karena kesehatan masyarakat justru lebih utama. Apalagi untuk menciptakan generasi yang lebih baik di masa yang akan datang" katanya.
Adapun Narasumber Dalam Kegiatan Ini merupakan para--Duta GenRe (Generasi Berencana) Kab. Tangerang, Yaitu Innaka Dwi Citra (Duta Genre Kab. Tangerang 2018), Ahmad Dion Ghojaji (Duta Genre Kab. Tangerang 2017), dan Nahrul Hayati (Duta Genre Kab.Tangerang 2019).
Para Narasumber menekankan bahwa, "Memang kalau dirunut dari pengertiannya, stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.Â
Sehingga, anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Umumnya disebabkan asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan" paparnya.
Faktor lingkungan juga berperan dalam menyebabkan perawakan pendek antara lain status gizi ibu, tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori, pola pemberian makan kepada anak, kebersihan lingkungan, dan angka kejadian infeksi di awal kehidupan seorang anak.Â
Asap rokok juga sangat berbahaya bagi perkembangan janin. Selain faktor lingkungan, juga dapat disebabkan oleh faktor genetik dan hormonal. Akan tetapi, Faktor terbesar penyebab perawakan pendek disebabkan oleh malnutrisi.
"Jika gizi tidak dicukupi dengan baik, dampak yang ditimbulkan memiliki efek jangka pendek dan efek jangka panjang. Gejala stunting jangka pendek meliputi hambatan perkembangan, penurunan fungsi kekebalan, perkembangan otak yang tidak maksimal yang dapat mempengaruhi kemampuan mental dan belajar tidak maksimal, serta prestasi belajar yang buruk. Sedangkan gejala jangka panjang meliputi obesitas, penurunan toleransi glukosa, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan osteoporosis," jelas Narasumber Innaka Dwi Citra dalam salah satu pertemuanya.