Mohon tunggu...
Dea
Dea Mohon Tunggu... wiraswasta -

Nothing important

Selanjutnya

Tutup

Humor

Ciuman Maut seorang Kompasianer

1 Maret 2011   05:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:10 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Dalam perjalanan kereta "Kompaskenthir" dari Gambir ke Bandung, duduk berhadapan 4 orang penumpang:

* nenek lampir
*
sicantik Youly (mahasiswi asal Makasar)

* bung Opik

* bung Ron-82

Mereka tidak saling ngobrol satu dengan yang lainnya. Perjalanan nyaman-nyaman saja, ketika masuk ke terowongan tiba-tiba lampu mendadak mati pula. Gelap gulita. Tiba-tiba terdengar suara kecupan yang keras… Cap, cip, cup! Croooooooooooooot!

Namun segera diikuti satu suara tamparan yang tidak kalah kerasnya…Plak, plek, plak, gedubraaaaaaaak!!!
Ketika terowongan itu akhirnya terlewati, keempat penumpang itu saling bengong dan saling memandang, dan masing-masing berkata didalam hati.
Sang nenek dalam hati: "Dasar anak kenthir , mentang-mentang tempat gelap langsung aja cium mahasiswi cantik itu. Rasain loe kena gaplok!"
Youlysi cantik dalam hatinya: "Biar rasa loe!!!  Gelap-gelap asal cium, kena deh loe cium nenek itu, dan kena gaplokan juga lagi!
Hihihi…"


Bung R-82 dalam hati: "Busyet dah, enak bener tuh cowok . Dia yang nyium cewek, eh gua yang kena gaplok… #$%$!!"

Bung Opikyang baru pulang dagang minyak rambut si nyong-nyong berkata dalam hati:  He… he… mumpung gelap, tadi gua cium aja tangan gua sendiri, dan gua gaplok sekalian itu si Ron-82 yang belagu. Kapan lagi gw bisa gampar dia!"

Jakarta, 01 Maret 2011


--------- Ririn ----------


Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun