Mohon tunggu...
Gema Perdana
Gema Perdana Mohon Tunggu... Freelancer - Extraordinary

Make stories

Selanjutnya

Tutup

Politik

Potret Pendidikan Politik Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

4 Desember 2015   01:18 Diperbarui: 4 Desember 2015   01:36 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilwa (Pemilu Mahasiswa) telah berlangsung, dan proses pelaksanaan pencoblosan terhadap wakil – wakil mahasiswa pun telah dilaksanakan. Tapi realitas yang terjadi di lapangan tidak mencerminkan prinsip jujur dan adil, sebagaimana tagline yang sering kita dengarkan. Jika kita benturkan dalam kapasitas sebagai mahasiswa, kiranya menarik untuk perlu dikaji ulang. Hakikat mahasiswa sebagai agent of change kiranya perlu lagi dipertanyakan. Sebenarnya perubahan apa yang kelak ada dilakukan mahasiswa, jika melihat pada praktiknya pendidikan politik yang mereka dapatkan dan mereka lakukan di lingkup universitas sangat kotor.

Hal ini tercermin dari bentuk pelaksanaan pencoblosan yang sangat akrab dengan tindakan kecurangan yang dilakukan oleh aktor – aktor politik yang masih seumur jagung. Mereka seakan sudah sangat lihai dalam mendesain rencana busuk untuk memuluskan langkah boneka – boneka yang mereka pasang agar mampu memperoleh raihan suara yang terbanyak. Berbagai cara dilakukan seperti black campaign yang marak terjadi pada masa kampanye, pencopotan dan pembredelan atribut oleh oknum – oknum partai dan proses pelaksanaan pencoblosan yang benar – benar sarat dengan tindakan curang.

Kiranya diperlukan konsep pemilihan yang benar – benar mampu memberikan pendidikan politik yang baik bagi mahasiswa. Dimana Panitia Pemilihan Umum Mahasiswa bukan lagi sebagai kumpulan kawan – kawan dekat. Lebih dari itu, seharusnya mereka mampu berdiri bukan untuk kepentingan kerabat melainkan untuk membawa angin segar bagi pendidikan politik di UIN Sunan Kalijaga. Nantinya, bagaimana jika boneka – boneka yang terpilih itu mampu menduduki jabatan penting di suatu daerah atau bahkan negara, bukankah cara – cara licik seperti itu lagi yang akan mereka lakukan. Hal ini dikarenakan, apa yang telah mereka terima di lingkup universitas merupakan suatu hal yang lumrah, yang nantinya (juga) mampu diaplikasikan di dalam ranah yang lain. Bukankah hal ini merupakan sebuah paradigma yang jauh melenceng dari konsep idealisme mahasiswa.

Dimana apabila mengacu pada Tri Dharma Perguruan Tinggi, disebutkan bahwa Pendidikan dan Pengajaran yang dilaksanakan bertujuan untuk menciptakan bibit – bibit unggul, bukan untuk menciptakan bibit yang nantinya saling senggol. Ditegaskan lebih lanjut bahwa dalam Tri Dharma tersebut disebutkan yakni Pengabdian Masyarakat. Jika kita berfikir secara logis, apa yang akan diberikan kepada masyarakat nantinya kelak? , apabila yang mereka tanam di perguruan tinggi bukanlah pendidikan politik yang mencerahkan, tetapi malah mengecilkan Cerebrum/otak besar dan menghapuskan nilai luhur yang telah mereka dapatkan sebelumnya.

Bagaimanapun keadaannya, hal ini perlu dirubah demi mewujudkan pendidikan politik yang baik, dan menjunjung kembali nilai – nilai demokrasi yang tercemar akibat ulah tangan – tangan kotor pemuja bendera – bendera tertentu. Agar nilai – nilai positif yang mereka tanam, dapat mereka tuai dengan baik dalam implementasinya pada praktek politik yang ada dalam lingkup masyarakat dan negara. Semoga tulisan yang dibuat mampu dijadikan rujukan bagi para penerus bangsa khususnya para adik – adik yang nantinya akan merasakan proses pendidikan di bangku kuliah di UIN Sunan Kalijaga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun