Mohon tunggu...
Gelis Tri Astika
Gelis Tri Astika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Mahasiswa Bimbingan Penyuluhan Islam 2C, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tiga Pilar Dakwah dalam Islam: Bil Lisan, Bil Hal, dan Bil Qalam

13 Mei 2024   19:52 Diperbarui: 13 Mei 2024   20:34 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bentuk-bentuk Dakwah

Oleh : Syamsul Yakin dan Gelis Tri Astika

Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Terdapat tiga jenis dakwah atau penyebaran ajaran Islam. 

1. Dakwah bil lisan, yakni dakwah yang dilakukan secara lisan atau verbal. Materi yang disampaikan meliputi tiga pokok ajaran Islam yaitu akidah (keimanan), ibadah (ritual peribadatan), dan akhlak (budi pekerti). Pelakunya adalah dai atau penceramah agama yang umumnya tampil secara perorangan. Secara tradisional menggunakan media mimbar atau panggung, namun kini juga memanfaatkan radio, televisi, serta media sosial seperti YouTube, Instagram, Twitter, dan lain-lain. Sasaran dakwah bil lisan biasanya adalah kelompok atau komunitas tertentu, misalnya komunitas bapak-bapak, ibu-ibu, remaja, pelajar, mahasiswa, karyawan, dan lainnya. Metodenya umumnya ceramah yang dikombinasikan dengan diskusi, di mana kalangan seperti ibu-ibu, bapak-bapak, pelajar, mahasiswa, dan karyawan cenderung memilih metode ceramah. Dakwah bil lisan dianggap cukup berpengaruh karena masyarakat lebih terbiasa mendengarkan daripada berbicara, terutama jika penceramahnya memiliki kemampuan retorika yang baik seperti KH Zainuddin MZ.

2. Dakwah bil hal, yaitu dakwah yang menekankan pada aksi atau tindakan nyata di berbagai bidang kehidupan seperti sosial, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lain-lain. Pelakunya tidak hanya individu, tetapi sering melibatkan partisipasi masyarakat secara komunal, misalnya membangun fasilitas sekolah, rumah sakit, atau lapangan kerja secara gotong royong. Meski begitu, dakwah bil hal juga dapat dilakukan secara individual, dengan contoh klasik seperti menyingkirkan duri di jalan. Namun, ada juga contoh yang lebih fundamental seperti membuat orang sedih menjadi tertawa, memberi makan orang yang kelaparan, serta mendidik dan mencerdaskan orang yang bodoh. Oleh karena itu, pelaku dakwah bil hal harus memiliki kepedulian dan kepekaan sosial yang tinggi. Dibandingkan dakwah bil lisan, dakwah bil hal dinilai lebih memiliki efek dan dampak yang besar karena masyarakat sasaran dapat merasakan manfaatnya secara langsung. Metodenya bukan ceramah atau diskusi, melainkan aksi nyata di lapangan sesuai kebutuhan masyarakat. Contoh aksi dakwah bil hal yang terbaik adalah "Jumat Berkah" dan "Berbagi Takjil" di bulan Ramadhan, meski sifatnya insidental. Tentu saja, aksi dakwah bil hal yang lebih fundamental dan permanen juga sangat dibutuhkan.
3. Dakwah bil qalam, yaitu berdakwah melalui tulisan atau menulis untuk kepentingan dakwah. Inilah yang sering disebut sebagai dakwah literasi atau literasi dakwah. 


Dari ketiga bentuk dakwah tersebut, tampaknya yang paling berkembang di masyarakat adalah dakwah bil lisan, diikuti dakwah bil hal, dan terakhir dakwah bil qalam. Upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ketiga bentuk dakwah ini perlu dilakukan dengan berbagai pendekatan, strategi, dan metode dakwah yang relevan sesuai perkembangan zaman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun