Mohon tunggu...
NewK Oewien
NewK Oewien Mohon Tunggu... Petani - Sapa-sapa Maya

email : anakgayo91@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Merayakan Hari Santri" (Lagi) Seorang Ustad Memainkan Santriwati

26 Oktober 2017   14:31 Diperbarui: 26 Oktober 2017   14:41 2013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: tempo.co

Ketiga, si Ustad sudah menikahi Santrinya. Ini juga sulit menyangkalnya. Sebab bisa jadi ustad sudah menikahinya tanpa sepengetahuan wali dan Santriwati sendiri. Hanya ia sendiri yang tau dan bisa jadi dengan kedalaman agamanya sudah disetujui Tuhan. Makanya ia langsung beraksi. Tapi, kejadian ini mungkin hanya terjadi jika dalam mimpi. Yang penting anu... titik.

Keempat, seorang lelaki yang beristri satu adalah selemah-lemahnya iman. Kalau ini tidak sepenuhnya benar. Saya pernah mendengar pernyataan itu dari seseorang. Katanya itu dilontarkan Ustad yang sudah berkali-kali menikah. Nah, mungkin saja kan si Ustad ingin menikahi Santrinya tadi. Karena alasan sulit maka mainkan dulu, nanti tidak bisa lari lagi dan akhirnya jatuh kepelukan. Gampamg.

Kalau mau nambah (ikut Rasulullah) kenapa gak janda melarat samping rumah aja ya?

Kelima, perayaan itu harus nikmat. Betul sekali. Yang mamanya perayaan itu harusnya menyenangkan, penuh gemerlapan dan bermandikan keglamoran. Jadi, kalau untuk memperingati HSN hanya diisi dengan ceramah atau mengaji mah biasa. Ente harus move on, sekali-kali harus beda kali.

Lantas, adakah dampaknya? Ya jelas. Karena kejadiannya di Pesantren, maka yang ditakutkan penyakit selangkangan itu akan menular pada Santri. Sebab, kalau Guru kencing berdiri, murid akan kencing berlari. Ustad aja boleh kenapa kita gak, pikir mereka.

Hingga para orang tua akan memasang antena curiga pada Pesantren, mikir dua kali dulu untuk memondokkan anaknya dan jelas selanjutnya mempengaruhi Visi-Misi Bupati baru: Gayo Lues yang islami.

Akhirnya saya yang lemah agama ini hanya bisa berpesan. "Sabar, Ustad. Teruslah memperjuangakan agama. Di akherat kelak akan ada para Bidadari. Hingga engkau bisa memainkan ritme permainan sesuai kehendak. Tanpa perlu takut pada keluarga bidadari, warga, bahkan pada pak polisi. Juga tak perlu malu, sekalipun itu pada Sang Maha Pencipta."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun