Mohon tunggu...
Sr. Gaudensia Habeahan OSF
Sr. Gaudensia Habeahan OSF Mohon Tunggu... Guru - Biarawati
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup ini indah, seindah saat kita dapat berbagi dengan sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Untuk Apa Kita Hidup Baik?

22 Agustus 2020   11:57 Diperbarui: 22 Agustus 2020   12:05 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tadi malam, saya tengah asyik berbincang dengan teman-teman angkatan saya lewat zoom meeting. Kami ada sekitar 20 orang yang sudah berada di berbagai penjuru. Kami sudah memiliki pekerjaan masing-masing,dan sebagian besar dari kami sudah ada yang menempuh jalan lain dan sudah berkeluarga. Ada satu topik yang paling hangat kami bahas yaitu tentang impian-impian yang selama ini belum tercapai.  Mengapa tidak tercapai ?Karena soal pekerjaan dan rejeki. 

Ada yang bilang penghasilannya masih cukup-cukup untuk makan,ada yang bilang pekerjaannya sungguh memuaskan, bahkan ada yang bilang pekerjaan itu hanyalah sebuah rekreasi. Macam-macam pendapat muncul sesuai dengan pengalaman masing-masing. Akan tetapi semua nya itu toh dirasakan sebagai sesuatu usaha atau perjuangan menuju pada kesejahteraan hidup. Dan terus-menerus mengupayakan hidup lebih baik.

Pertanyaannya, untuk apa kita hidup baik ?

Ada yang bilang,hidup baik supaya gak dapat celaka, supaya keluarga aman, supaya bisnis saya lancar,supaya karier saya naik ,supaya studi saya lancar, supaya gaji saya naik,dan lain sebagainya. Kalau saya sendiri ditanya,untuk apa kita hidup baik ? saya jawab dengan simpel supaya orang-orang yang disekitar saya bisa mengalami kasih yang saya miliki. So sweet lah...

Dalam refleksi yang saya tuliskan,jika demikian alasan yang diberikan untuk menjawab pertanyaan tersebut maka cara ini adalah cara pandang orang-orang yang cari aman saja. Saya berbuat baik supaya dapat rejeki,pahala,atau supaya hidup saya aman.

Kalau saya melihat dari sudut pandang yang berbeda, seorang yang pengikut Kristus,atau seorang yang percaya kepada Sang pemberi gak perlu mencari aman,gak perlu mencari pahala. Kenapa gak perlu ??

Karena sistem hidup ini gak seperti gaji bulanan. Kerja,gaji,kerja,gaji. Tidaklah demikian. Sistem nya ialah kita berani berbuat baik karena kita telah duluan mengalami kebaikan Tuhan. Hidup kita sekarang ini adalah hidup yang sudah dilimpahi berkat SEDARI AWAL. Kitanya aja yang kurang menyadari berkat yang banyak itu. Pda hal setiapa berkat loh. Bangun pagi,bernafas,makan,kerja, semua itu adalah berkat yang sering dilupakan.

Saya teringat dengan suatu motto yang pernah saya tuliskan pada lembar pertama diary saya, " Waktu itu adalah uang". Motto ini menjadi suatu motivasi bagi saya selama perjalanan hidup saya hingga saat ini. Sehinggasaya bisa menghargai setiap waktu yang ada dengan mengisi kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dalam hidupku. Jika waktu adalah uang ,maka tak ada alasan bagi saya untuk mengatakan saya berkekurangan. Jika dihitung  pendapatan sehari dikalikan dengan jam kerja saya setiap hari,waduh itu hasilnya tak terhitung lagi. Satu hari maksimal jam kerja saya sekitar 10 jam. Jika yang 10 jam itu saya manfaatkan ,maka apa yang saya inginkan dapat tercapai. Meski tidak selalu dihitung dengan materi,akan tetapi banyak aspek-aspek kehidupan dapat terpenuhi.  Tapi ada kecenderungan untuk menunda hingga akhirnya sampai pada kepura-pura an. Pura-pura baik,pura-pura sakit,pura-pura memelas dan macam-macam.

Tuhan sudah terlebih dahulu membekali kita dengan akal budi,hati yang baik ,potensi,dan kemampuan lainnya dengan tujuan supaya dapat berbuat baik tanpa ada motivasi yang terselubung didalamnya.

Berbuat baiklah karena Tuhan sudah lebih dulu berbuat baik secara total kepada saya.

Jadilah baik,lebih baik,dan terbaik dari yang kemarin bukan dari orang lain. HEe..he..

Salam...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun