Mohon tunggu...
Sr. Gaudensia Habeahan OSF
Sr. Gaudensia Habeahan OSF Mohon Tunggu... Guru - Biarawati
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup ini indah, seindah saat kita dapat berbagi dengan sesama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bahagia Itu Sederhana

17 Agustus 2020   22:05 Diperbarui: 18 Agustus 2020   00:15 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sore tadi sekitar Pkl 17.00,saya bersama teman-teman pergi kesuatu restoran untuk makan malam. 

Setibanya di restoran, kami memesan menu sesuai selera kami masing-masing. Dengan sengaja kami memilih tempat duduk dibagian balkon luar restoran  dengan maksud dapat menikmati senja sambil ngobrol santai. 

Tak lama kemudian pesanan kami diantar oleh dua orang pelayan restaurant. Seperti biasanya sebelum dan sesudah bersantap kami selalu berdoa. 

Sambil menikmati makanan dan minuman,ditemani angin sepoi -sepoi dan alunan musik khas Tionghoa,kami mulai berkisah tentang suasana kemerdekaan yang kami alami saat ini . Bahwa selalu ada saja yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kami tak henti-hentinya berkisah tentang pengalaman kemerdekaan yang bagi kami saat ini merupakan sesuatu yang unik. Mengapa unik?  Karena segala sesuatu diadakan secara virtual. Baik itu Perayaan Ekaristi yang telah kami ikuti tadi pagi maupun upacara bendera. Bahkan ada beberapa lomba yang diikuti oleh teman-teman secara virtual.

Demikianlah cerita kami berlanjut, sehingga beberapa momen yang kami ceritakan membuat kami tertawa bersama.

Tanpa sepengetahuan kami,ternyata ada sekelompok orang muda yang memperhatikan keberadaan kami selama bersantap bersama. Setiap gerakan dan perkataan kami menyita perhatian mereka. 

Ketika kami mau pulang, salah seorang dari teman pergi kekasir dan yang lainnya pergi ke toilet. Sementara saya sendiri masih duduk ditempat yang sama untuk menunggu teman-teman. Sesekali saya melempar senyum kepada mereka, karena pandangan mereka tertuju kesaya. Dan sekali-kali saya mempeehatikan mereka,ada apa gerangan dengan mereka ini ? Saya melihat bahwa gaya mereka dan gerak bahasa tubuh mereka menunjukkan bahwa mereka ingin sekali berfoto dengan saya, tapi kayaknya mereka segan. 

Akhirnya saya menyapa mereka, "hello teman-teman, merdeka! !". Dengan senang hati mereka menjawab saya "Merdeka susterrrr " sambil teriak merdeka, mereka berlomba untuk duduk disampingku. Salah satu dari mereka mengajak foto, sementara yang lain sibuk untuk bertanya. Duh, rasanya kayak artis. Dikerumuni dan diajak foto-foto.  Dan ditanyai tentang banyak hal. 

Satu pertanyaan mereka yang persis saya ingat adalah, " Suster, apa sih yang buat suster bahagia?  Karena dari tadi kami perhatikan orang suster terlihat bahagia sekali. Senang sekali kami melihat para suster,rasanya adem dan damai sekali. Pengen kali rasanya ke suster".

Pertanyaan ini membuat saya terharu bahagia. Mengapa?  Karena orang lain bisa merasa bahagia ketika melihat saya . Dalam hati saya berkata "Trimakasih Tuhan".

Dengan tersenyum saya menjawab pertanyaan mereka, " Yang membuat bahagia yang pertama tentu karena sudah kenyang, hehehe. .hehehe. .hehehe. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun