Keamanan PeduliLindungi ini kembali ditegaskan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate. Menurut Johnny, sistem keamanan PeduliLindungi akan terus dimutakhirkan. Menkominfo pun mengajak masyarakat untuk menggunakan PeduliLindungi.
"Kami terus mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam penanganan pandemi. Oleh karena itu, segera unduh dan gunakan PeduliLindungi untuk skrining kesehatan agar pemerintah dapat melakukan tracing dengan cepat," ujar Johnny seperti dikutip dari Tribunnews pada 4 September 2021.Â
Email Hillary Clinton Bocor bukan karena GMail JebolÂ
Pada 2 September 2021, Wikileaks mencuit, "Hillary Clinton email reveals she knew of Saudi & Qatar government funding for ISIL (#ISIS) by August 2014." Organisasi yang dimotori Julian Assange ini pun menyertakan tautan yang mengarah ke laman https://wikileaks.org/podesta-emails/emailid/55380#efmA_RBEL
Hillary Clinton email reveals she knew of Saudi & Qatar government funding for ISIL (#ISIS) by August 2014
Link: https://t.co/tlWxkEZ8FN pic.twitter.com/gO2VUpOIct--- WikiLeaks (@wikileaks) September 2, 2021
Email Hillary Clinton yang dibocorkan Wikileaks itu merupakan balasan surat elektronik dengan subyek "Here's what I mentioned" yang dikirim oleh hrod17@clintonemail.com kepada john.podesta@gmail.com pada 19 Agustus 2014.
Sebagaimana yang diberitakan sejumlah media, WikiLeaks membocorkan sekitar 2.000 email dari akun milik ketua tim kampanye calon presiden Amerika Serikat Hillary Clinton, John Podesta.Â
Awalnya, media menginformasikan bahwa bocornya email Hillary merupakan aksi peretasan yang dilakukan WikiLeaks. Namun, ternyata pelaku peretasan bukan Wikileaks. Dalam kasus bocornya email John Podesta, situs Wikileaks.org hanya dimanfaatkan sebagai etalase. Situs pembocor informasi itu hanya mempublikasikan bocoran email yang dikirimkan oleh Dinas Intelijen Rusia atau Glavnoje Razvedyvatel'noje Upravlenije (GRU)
Menurut hasil investigasi Associated Press, yang dirilis dalam "Inside story: How Russians hacked the Democrats' emails, bocornya ribuan email itu bermula dari diterimanya sebuah pesan oleh Podesta. Pesan itu berisi permintaan agar Podesta mengubah kata sandi akun GMail-nya. Karena permintaan tersebut, Podesta lantas mengganti password GMail-nya.
Podesta tidak menyadari bila pesan yang diterimanya itu sebenarnya bukan dikirim oleh Google (perusahaan yang menyediakan infrastruktur email kampanye Clinton), melainkan pesan yang disamarkan seolah dikirim oleh Google.Â