Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Survei Internal Prabowo Benar: Elektabilitas Jokowi (masih) 40,4 %

14 Maret 2019   08:58 Diperbarui: 14 Maret 2019   09:15 2660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo dan Jokowi (Sumner foto: Kompas.com)

Dalam waktu hampir bersamaan media dibanjiri pemberitaan tentang rilis tiga lembaga survei. Ketiganya adalah Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Lingkaran Survei Indonesia LSI), dan PolMark Indonesia. Hasil survei ketiganya menempatkan pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo dan Ma'ruf Amin sebagai jawara dalam Pilpres 2019.

Menurut SMRC tingkat elektabilitas Jokowi-Ma'ruf yang mendapat nomor urut 01 adalah 54,9 persen. Sedangkan elektabilitas pesaingnya, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, hanya 32,1 persen. Di samping itu, SMRC pun mengungkap adanya 13 persen responden yang belum menentukan pilihan. 

Sementara, LSI melaporkan responden yang memilih Jokowi-Ma'ruf adalah mencapai 58,7 persen dari 1.200 responden. Sedangkan Prabowo-Sandi yang maju dengan nomor urut 02 hanya dipilih oleh 30,9 persen responden. Selain itu, lembaga survei pimpinanan Denny JA ini merilis 9,9 responden yang belum menemukan pasangan calon yang dipilihnya pada saat survei digelar.

Karuan saja, karena menyebut elektabilitas Jokowi yang bukan saja mengungguli Prabowo tetapi juga di atas 50 persen, hasil survei SMRC dan LSI diterima dengan lapang dada oleh para pendukung paslon nomor urut 01. Para pendukung paslon ini pun ramai-ramai mem-viral-kannya lewat akun-akun media sosial yang dimilikinya. Sebaliknya, para pendukung Prabowo-Sandi menolak mentah-mentah dengan serangkaian argumennya masing-masing.

Tuduhan bahwa LSI bekerja untuk Jokowi pun dilontarkan oleh anggota tim Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Saleh Daulay.

"LSI kelihatannya kan bekerja untuk paslon Jokowi-Ma'ruf Amin. Tidak heran jika setiap merilis survei selalu menempatkan paslon itu sebagai pemenang," tuding Saleh sebagaimana dikutip Detik.com.

Perlakuan berbeda dialami oleh Polmark, lantaran menurut lembaga dan konsultan politik ini tingkat elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berada di angka 40,4 persen dan Prabowo-Sandi bertengger di angka 25,8 persen. Rilis Polmark yang menyebut tingkat elektabilitas Jokowi-Ma'ruf masih di bawah 50 persen ini dinilai sebagai sinyal kekalahan bagi pasangan nomor urut 01. Lewat media sosial, para pendukung Prabowo-Sandi pun ramai-ramai mengabarkan sinyal kekalahan pesaingnya tersebut.

"Tanda kekalahan petahana," ujar juru debat BPN Prabowo-Sandiaga, Sodik Mudjahid, kepada wartawan, pada 14 Maret 2019 (Sumber: Detik.com)

Besaran tingkat elektabilitas Jokowi dan pasangannya ini tidak bisa di-head to head-kan dengan survei Litbang Kompas yang menyebut tingkat elektabilitas Jokowi sebesar 43,5 persen. Sebab, saat Litbang Kompas menggelar surveinya pada 27 November-11 Desember 2014, belum ditetapkan capres-cawapres definitif.

Satu lagi, para pendukung Jokowi-Ma'ruf tidak perlu menuding Polmark sebagai lembaga survei bayaran kubu 02 lantaran dalam surveinya Polmark bekerja sama dengan Partai Amanat Nasional.. Hanya saja, karena digaet parpol pendukung Prabowo-Sandi, rilis survei Polmark ini bisa disebut sebagai survei internal Prabowo-Sandi.

Tetapi, apapun itu, kali ini para pendukung Jokowi-Ma'ruf perlu mengangkat topi untuk para pesaingnya yang memercayai rilis Polmark. Sebab, jika dicermati dengan sedikit saja menyisihkan ketelitian, bisa diambil kesimpulan bila hasil survei Polmark benar 100 persen tanpa cacat. Bukan karena reputasi Polmark nyaris tanpa cela, melainkan lantaran angka-angka yang disajikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun