Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

"Serobot" Deddy Mizwar, SBY Paksa Prabowo Jadi "Follower"

15 November 2017   09:17 Diperbarui: 15 November 2017   10:24 14463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salam komando SBY dengan Prabowo (Sumber: Kompas.com

Di tengah ketidakpastian pencalonan Deddy Mizwar dalam Pilgub Jabar 2018, Partai Demokrat melakukan manuver tajam dengan menyerobot Wakil Gubernur Jawa Barat itu dari tangan Gerindra.

Deddy yang sudah sekian lama menunggu kepastian dari Gerindra pun tidak menyia-nyiakan kesempatan emas yang datang padanya. Tanpa berpikir panjang lagi, Deddy yang telah sekian lama tercatat sebagai kader Gerindra ini pun kemudian berencana mendaftarkan dirinya sebagai kader Demokrat.

Bagaimana pun juga, Deddy memiliki peluang besar untuk memenangi Pilgub Jabar 2019. Selain tingkat elektabilitasnya yang kokoh bertengger di posisi kedua di bawah Ridwan Kamil, sebagai pesohor yang kerap wara-wiri di layar kaca dan layar perak, Deddy memiliki tingkat popularitas tertinggi di banding kandidat lainnya.

Karenanya, manuver Demokrat dalam Pilgub Jabar 2018 mau-tidak mau telah memaksa Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menghitung ulang strateginya, bukan hanya untuk Pilkada Serentak 2018, tetapi juga untuk Pemilu 2019.

Demi memenangkan Emil, Dedi terpaksa disingkirkan
Sebagaimana yang telah diduga sebelumnya, Pilgub Jabar 2018 tidak lepas dari polarisasi yang menghadap-hadapkan kutub pendukung Jokowi dengan kutub pendukung Prabowo.

Sejak jauh hari, kutub pendukung Jokowi telah mengarahkan dukungannya pada Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamil alias Emil. Sementara, kutub pendukung Prabowo solid mendukung Deddy Mizwar.

Sesuai aturannya, Pilgub Jabar 2018 tidak mengenal sistem putaran kedua. Artinya, peraih suara terbanyak secara otomatis akan ditetapkan sebagai pemenangnya. Di sinilah duduk persoalannya.

Menariknya, jika memperhatikan sejumlah rilis survei terkait Pilgub Jabar 2018, tingkat elektabilitas kutub Jokowi hanya terbagi menjadi dua: ke Emil dan ke Dedi. Sementara, tingkat elektabilitass kutub Prabowo terbagi ke Deddy, Dede Yusuf, Ahmad Syaiku, Netty Heryawan, Aa Gym, Desi Ratnasari, dan Bima Arya.

Tetapi, jika elektabiitas masing-masing cagub digabung berdasarkan kutubnya, elektabilitas kutub pendukung Prabowo hanya kalah tipis dari elektabilitas kutub pendukung Jokowi.

Artinya, persaingan dalam Pilgub Jabar 2018 sangat ketat. Salah mengambil langkah dapat mengakibatkan kekalahan.

Dengan demikian, jika suara pendukung kutub Jokowi masih terpecah sementara suara kutub pendukung Prabowo tetap solid, maka peluang kutub Jokowi untuk memenangi Pilgub Jabar 2018 lebih kecil ketimbang pesaingnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun