Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Jane Goodall Dedikasikan Hidupnya pada Penelitian Simpanse

9 April 2019   12:33 Diperbarui: 9 April 2019   22:53 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber foto: JaneGoodall.org)

Primata merupakan kelompok mamalia yang menurut teori evolusi diduga pernah menjadi bagian dari mata rantai evolusi manusia. Saat ini terdapat 439 spesies primata yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Kira-kira 65% atau 286 spesies berada di wilayah tropis seperti Brasil, Madagaskar, Indonesia, and Republik Demokratik Kongo. (sumber)

Ilmu yang mendalami ordo eutherian (mamalia yang memiliki plasenta) ini disebut dengan primatologi. Ada banyak ahli primatologi dunia, salah satunya adalah Jane Goodall, yang baru saja berulang tahun pada 3 April lalu. Ia kini berusia 85 tahun dan masih aktif membagikan pengetahuannya kepada banyak orang di seluruh dunia.

Jane merupakan sosok wanita yang cerdas. Selain dikenal sebagai ahli primatologi, Jane juga pakar dalam bidang ethologi atau ilmu yang mempelajari perilaku hewan. Selain itu ia juga memiliki ilmu yang mumpuni dalam bidang antropologi.

Beberapa keahlian yang ia miliki itu sangat berguna bagi penelitiannya. Jane secara khusus mendedikasikan hidupnya pada penelitian terhadap spesies simpanse, salah satu primata yang dikenal cerdas. Perilaku primata ini mirip dengan manusia.

Jane lahir di London, Inggris, dengan nama Valerie Jane Morris-Goodall pada 3 April 1934. Orang tuanya bernama Mortimer Herbert Mirris-Goodall, seorang pebisnis, dan Margaret Myfanwe Joseph, seorang novelis. Sejak diberi sebuah boneka mirip simpanse bernama Jubilee oleh ayahnya, Jane kecil mulai cinta pada hewan.

Kala berusia empat tahun, Jane sudah terbelit rasa penasaran tentang asal muasal telur ayam. Karena ia tidak menemukan lubang yang cukup besar pada tubuh ayam, Jane pun memutuskan untuk berada di kandang ayam, menunggui ayam betina mengeluarkan telur.

Aktivitas ilmiahnya yang pertama di kandang ayam itu sempat membuat sang ibunda, sanak famili dan teman-temannya gelisah. Begitu menemukan sang buah hati, sang ibunda justru merasa senang mendengar alasan Jane kecil untuk mengamati asal telur ayam.

Jane tumbuh di dalam keluarga yang kondisinya terbilang miskin. Bahkan orang tuanya tidak mampu menyekolahkannya hingga tingkat universitas. Jadi, ia mengambil kursus sekretaris agar bisa segera bekerja. Selain menjadi sekretaris, Jane juga pernah menjadi seorang pelayan di sebuah restoran hotel.

Pada tahun 1957, Jane memutuskan untuk pergi ke Kenya, Afrika. Perjalanannya ke sana memerlukan waktu satu bulan lamanya dengan menumpang kapal. Di sana ia bekerja sebagai sekretaris di sebuah pertanian milik seorang teman.

Jane memang sedari dulu memang selalu ingin pergi ke Afrika. Ia sangat mencintai binatang dan Afrika. Ia ingin suatu saat bisa menulis buku tentang binatang-binatang itu. Cita-citanya sudah ia capai. Ia sudah menerbitkan banyak buku tentang hewan, terutama mengenai simpanse.

Tentang petualangannya ke Afrika seorang diri,"Girls didn't do that sort of adventurous thing (gadis-gadis tidak melakukan hal demikian)", begitu kata Jane pada sebuah kuliah yang ia sampaikan di kampus Sierra Nevada College Tahoe, Amerika Serikat tanggal 29 Maret 2019 baru-baru ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun