Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Siap-siap, Internet Kecepatan Tinggi Besutan Elon Musk akan Tiba

7 April 2018   12:57 Diperbarui: 7 April 2018   13:03 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerap kita memendam rasa marah, atau ngedumel atau bahkan mengeluarkan sumpah serapah ketika koneksi internet kita mengalami  gangguan. Koneksi super lambat atau koneksi tiba-tiba putus sama sekali. Mengunggah foto-foto liburan di media sosial selalu gagal, mengirim dokumen penting ke relasi via email atau mengunggah hasil pekerjaan ke klien lewat cloud drive juga demikian. Menonton video lewat Youtube, boro-boro yang resolusi rendah, lingkaran kecil berputar terus tanpa hasil di area video.

Namun, tampaknya muka masam plus sumpah serapah gegara koneksi internet yang putus nyambung akan tinggal kenangan. Space Exploration Technology, Inc. atau lebih beken dengan nama SpaceX, baru-baru ini memulai proyek jaringan internet broadband lewat satelit bernama Starlink. Megaproyek ini telah memperoleh lampu hijau dari Komisi Komunikasi Federal (FCC) Amerika Serikat. Tidak tanggung-tanggung, dalam proyek ini bakal ada 4.425 satelit yang akan disebarkan di angkasa, yang akan mengorbit Bumi di ketinggian 1.110 km hingga 1.325 km. Bahkan bukan itu saja, kedepannya akan ada satelit-satelit yang lebih besar sebanyak 7.518 unit yang akan mengorbitdi ketinggian 314 kilometer dari permukaan Bumi.

Memang proyek ini adalah salah satu proyek ambisius yang dibidik oleh sang punggawa SpaceX, Elon Musk, yang kerap disebut sebagai Tony Stark di dunia nyata. Ia punya cita-cita mulia agar setiap tempat di seluruh dunia, bahkan di tempat terpencil sekalipun, tersedia koneksi internet yang cepat. Sebagai informasi, Starlink nantinya akan menyediakan kecepatan internet mencapai 1 Gbps untuk setiap user dengan latensi rendah yaitu 25 hingga 35ms, jauh lebih rendah daripada latensi saat ini yakni 600ms. Satu unit satelit akan memiliki radius hingga 1.060 kilometer. Teknologi laser akan dipakai agar memudahkan komunikasi antar satelit. Proyek ini akan dilakukan secara bertahap mulai tahun 2019 hingga 2024 nanti.

sumber: CNet
sumber: CNet
Ambisi yang tidak main-main itu diperkirakan membutuhkan dana sangat besar, yakni sekitar USD 6 triliun. Sebagian pendanaan kabarnya diperoleh dari Google yang juga memiliki semangat yang sama untuk memberikan koneksi internet di penjuru dunia hingga tempat terpencil (ingat Project Loon dari Google?). Sebelumnya Facebook juga memiliki mimpi yang sama lewat proyek Internet.org. Sayangnya satelit AMOS-6 milik Facebook yang diangkut oleh roket milik SpaceX itu kandas ketika peluncurannya pada 1 September 2016 lalu.

Satelit Starlink memiliki ukuran kira-kira sebesar mobil dengan dimensi 4 m x 1,8 m x 1,2 m, berbobot 386 kilogram. Pada tahap pertama proyek telah diluncurkan dua satelit percobaan, yaitu Microsat-2a dan Microsat-2b (atau Tintin A & B) pada Februari 2018 lalu dengan menggunakan roket Falcon 9. Selain mengangkut satelit percobaan Starlink, roket itu juga mengangkut satelit Paz milik Spanyol. 

Roket Falcon 9 sendiri dirancang untuk dapat digunakan kembali setelah melepaskan muatan satelit ke angkasa. Roket tersebut mampu mendarat kembali ke Bumi sebelum berangkat lagi membawa muatan berikutnya. Hal ini tentu akan menghemat anggaran secara signifikan.

Walaupun belasan satelit Globalstar dan Iridium sudah beroperasi terlebih dahulu, begitu pula dengan kompetitornya, OneWeb, yang juga akan menyelimuti Bumi dengan ratusan satelitnya, namun nampaknya proyek Starlink yang paling ambisius. Hal ini mungkin berkaitan dengan mimpi lain Elon Musk untuk menyediakan koneksi internet di kota masa depan di Planet Mars. Sebagai informasi, SpaceX berencana melakukan misi kolonisasi di planet Merah itu. 

Rencana awalnya, pada tahun 2030 nanti, manusia dapat menginjakkan kaki di Mars. Ambisi ini bukannya tanpa perhitungan matang. Saat ini, wahana Curiosity milik NASA masih mondar-mandir di permukaan planet itu untuk mengumpulkan data-data yang dianalisis oleh tim ilmuwan NASA. Banyak sekali temuan-temuan mengejutkan tentang planet Mars, termasuk dugaan yang cukup kuat mengenai adanya air di balik permukaannya yang super tandus.

Internet super cepat dari Starlink menurut rencana akan beroperasi di tahun 2019. Namun, SpaceX belum dapat memastikan mengenai launching Starlink dan kapan konstelasi pertama satelit mulai beroperasi. Namun tak ada salahnya menyimpan baik-baik password wifi internet super cepat ini: martian, demikian canda Elon Musk ketika diwawancarai oleh Business Insider akhir Februari 2018 lalu menjelang rencana peluncuran roket Falcon 9.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun