Menemukan kembali sebuah folder yang sempat dikira hilang, dan ternyata semua data-data di dalam folder itu masih tersimpan dengan rapi, nyaris tidak tersentuh malah, folder ini kuberi nama jaring laba-laba. mengapa harus jaring laba-laba?
Jaring laba-laba adalah sebuah penentu kehidupan dalam sebuah tempat, masihkah ia hangat didiami, atau telah lama dingin ditinggalkan.
Folder ini berisi banyak mimpi-mimpi selama masa putih abu-abu 4 tahun yang lalu. Tiba-tiba ada sesuatu yang menggerakan kursor ini untuk memainkan salah satu video yang tersimpan di dalam folder itu. Video itu mungkin bukan film pertama yang ada, tapi film itu menyimpan banyak kenangan, semuanya jadi terasa baru kemarin kami harus pulang malam untuk mengambil take ruangan kelas, lari-lari di luar sekolah demi mengejar artis pensi sekolah kami waktu itu dan harus mengalami crash pada komputer yang tidak mampu memutar take-take film dikarenakan komputer yang sudah terlalu tua.
Film yang kami buat itu memang masih sangat jauh dari bagus, amburadul malah, tapi banyak nilai-nilai lain yang sangat berharga. Harusnya kami terus mengingat bagaimana semangatnya kami dalam mengambil take-take dalam film itu, bagaimana sulitnya mengatur waktu agar semua timingnya terasa tepat, bagaimana semuanya lebih indah kalau didasarkan ketulusan.
Film itu memang kami buat untuk memenuhi tugas Seni Budaya, tapi siapa yang sangka ternyata film itu membuatku kembali mengingat bahwa setiap wujud barang, entah itu hanya sebuah foto ataupun video merupakan salah satu nilai historis hidup kita sendiri, merupakan sejarah diri sendiri yang membentuk kita menjadi diri kita yang sekarang, mungkin hanya ada 2 hal yang bisa kita lakukan untuk menghargai sejarah diri kita sendiri, membersihkan jaring laba-laba itu, kemudian mengapresiasi apa yang telah terjadi atau membiarkan jaring laba-laba itu tetap pada tempatnya.
14 September 2012
Di Balkon Kampus, sambil merenungi topik Proyek Akhir