Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Duo Srikandi Pelestari Situ Tujuh Muara

4 Juni 2016   23:35 Diperbarui: 12 Juni 2016   05:54 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KIRI: Viera. KANAN: Putri. Keduanya ambil bagian dalam Opsih Situ Tujuh Muara di Pamulang, pada Jumat, 3 Juni 2016. (Foto: Gapey Sandy)

Melalui alam, saya menikmati hidup, Oom!”. Kalimat yang ditujukan kepada saya ini meluncur dari bibir Putri (27). Perempuan bertubuh mungil, berkacamata bundar, rambut ikal sebahu dan mengenakan topi loreng militer ini berucap sambil bergegas turun ke perairan. Tak berapa lama, tubuhnya yang mungil sudah nampak duduk di pinggir perahu karet, kedua tangannya segera sibuk mendayung.

Ya, Putri termasuk salah seorang peserta Operasi Bersih (Opsih) Situ Tujuh Muara di Pamulang, Tangsel. Opsih yang digelar pada Jumat (3/6/2016) pagi, diikuti berbagai elemen. Mulai dari instansi Pemkot Tangsel seperti Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD), Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), juga Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda (OKP) seperti Gugusan Alam Nalar Ekosistem Pemuda (GANESPA), Aksi Semangat Peduli (ASP), hingga masyarakat umum. Eits masih ada lagi, sejumlah pelajar juga terlibat loch. Mereka adalah aktivis MOONPALA (Muncul - Serpong Pecinta Alam) dari SMAN 2 Tangsel.

Putri sendiri adalah simpatisan OKP GANESPA. “Meski bukan anggota, tapi saya senang mengikuti aksi-aksi yang dilaksanakan. Mulai dari mendaki gunung, penghijauan, penanaman bibit pohon bambu, Opsih Situ dan lainnya,” ujar warga Reni Jaya, Tangsel, yang sudah pernah menjejakkan kaki di puncak Gunung Pangrango (3.019 mdpl), dan Gunung Papandayan (2.665 mdpl) di Jawa Barat ini.

Eceng gondok dan sampah di Situ Tujuh Muara sebelum dilakukan Opsih. (Foto: Gapey Sandy)
Eceng gondok dan sampah di Situ Tujuh Muara sebelum dilakukan Opsih. (Foto: Gapey Sandy)
Sampah dan eceng gondok berserakan di Situ Tujuh Muara. (Foto: Gapey Sandy)
Sampah dan eceng gondok berserakan di Situ Tujuh Muara. (Foto: Gapey Sandy)
Hadir walau sejenak, Kepala BLHD Tangsel, Rahmat Salam (nomor tiga dari kanan). (Foto: Gapey Sandy)
Hadir walau sejenak, Kepala BLHD Tangsel, Rahmat Salam (nomor tiga dari kanan). (Foto: Gapey Sandy)
Selain Putri, ada pula Viera (17). Gadis belia berambut sebahu dan diikat kuncir kuda serta bertopi putih ini juga sama sibuknya. Tangannya cekatan mengangkat eceng gondok (eichhornia crassipes) beserta akar-akarnya dari dalam air, kemudian ditumpuk di perahu karet, untuk kemudian siap dienyahkan. Sesekali, tangan anggota OKP GANESPA ini erat menggenggam serokan ikan (net fishing). Bukan untuk menjaring ikan, tapi Viera sigap menyerok sampah-sampah yang mengapung.

“Kesadaran masyarakat Kota Tangsel untuk tidak membuang sampah ke situ masih rendah. Terbukti, masih banyak sampah-sampah organik dan non-organik yang kita berhasil angkat. Juga, sampah limbah rumah tangga banyak yang kita temukan mengapung, termasuk pampers bekas pakai, kemasan plastik, bekas lampu bohlam, aneka pecahan kaca, styrofoam, bambu panjang dan kayu-kayu serta masih banyak lagi. Bahkan, cukup banyak sampah yang masih terbungkus dalam plastik kresek,” ujar Viera yang tinggal di Jalan Haji Saidin, Pamulang, Tangsel ini.

Selain sampah limbah rumah tangga yang banyak mengotori situ, Viera juga mengaku kesulitan ketika hendak membersihkan tanaman eceng gondok yang tumbuh begitu luas. “Eceng gondok ini sangat mengganggu lingkungan. Dan karena sudah begitu lebat juga tinggi-tinggi, akibatnya menyulitkan sewaktu hendak kita masukkan ke dalam karung,” kata anggota Divisi Panjat Tebing OKP GANESPA ini.

Putri (27) -- sebelah kiri -- ketika sigap mencabuti eceng gondok dan menumpuknya di perahu karet. (Foto: Gapey Sandy)
Putri (27) -- sebelah kiri -- ketika sigap mencabuti eceng gondok dan menumpuknya di perahu karet. (Foto: Gapey Sandy)
Putri (kanan) menurunkan muatan eceng gondok ke pinggir situ dari atas perahu karet. (Foto: Gapey Sandy)
Putri (kanan) menurunkan muatan eceng gondok ke pinggir situ dari atas perahu karet. (Foto: Gapey Sandy)
Untuk urusan panjat tebing (rock climbing), Viera mengaku sudah bergabung dengan Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) yang bermarkas di Jalan Kanselery Pintu VI, Stadion Utama Senayan, Jakarta. Ia juga pernah mengukir prestasi. Belum lama ini, ketika menjajal lomba panjat tebing tingkat Provinsi Banten, gadis berambut ikal yang akrab disapa ‘Cebok’ ini mengharumkan nama Kota Tangsel dengan meraih juara pertama kategori speed dan juara kedua kategori lead.

Baik Putri maupun Viera gerakannya gesit mendayung perahu karet, menghampiri lebatnya ladang liar eceng gondok untuk kemudian segera pula memberangusnya. Ya maklum saja, keduanya sudah tidak asing lagi berperahu karet di situ --- yang semula memiliki luas 32 ha, lalu menciut jadi 29 ha, bahkan ada yang menyebut kini tinggal 19 ha.

Cekatan pula kedua Srikandi Pecinta Alam ini bolak-balik menyusuri perairan situ yang terletak di sebelah pusat perbelanjaan Pamulang Square, Jalan Raya Siliwangi (seberang ruko Perumahan Puri Pamulang). Pergi dengan perahu kosong, dan kembali merapat ke pinggir situ dengan membawa seperahu penuh eceng gondok. Sekadar catatan, Viera juga kerapkali mewakili Kota Tangsel untuk beberapa kali kejuaraan lomba perahu dayung.

Viera (17) --- tengah --- sedang mengumpulkan eceng gondok dan sampah yang diangkat dari perairan Situ Tujuh Muara. (Foto: Gapey Sandy)
Viera (17) --- tengah --- sedang mengumpulkan eceng gondok dan sampah yang diangkat dari perairan Situ Tujuh Muara. (Foto: Gapey Sandy)
Viera menyerok sampah yang mengapung di Situ Tujuh Muara. (Foto: Gapey Sandy)
Viera menyerok sampah yang mengapung di Situ Tujuh Muara. (Foto: Gapey Sandy)
Viera (17) tengah mendayung perahu karet penuh bermuatan eceng gondok siap buang. (Foto: Gapey Sandy)
Viera (17) tengah mendayung perahu karet penuh bermuatan eceng gondok siap buang. (Foto: Gapey Sandy)
Eceng gondok adalah tanaman air yang tumbuh mengapung dan cepat sekali bertumbuh subur. Sisi keburukannya seolah melekat pada namanya. Seperti misalnya, meningkatkan evapotranspirasi (penguapan dan hilangnya air melalui daun-daun), maklum daun eceng gondok begitu lebar. Selain itu, lebatnya eceng gondok membuat jumlah cahaya yang masuk ke perairan menjadi terhalang, akibatnya tingkat kelarutan oksigen dalam air jadi menurun. Tambah lagi, eceng gondok yang sudah mati akan jatuh ke dasar situ, sehingga mengakibatkan proses pendangkalan.     

Tangsel Terbelit Kemacetan Lalin dan Polusi Udara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun