Mohon tunggu...
Gan Pradana
Gan Pradana Mohon Tunggu... Dosen - Hobi menulis dan berminat di dunia politik

Saya orang Indonesia yang mencoba menjadi warga negara yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ah Ngeri Kali, Ahok Bisa Semprot NasDem

13 Februari 2016   13:55 Diperbarui: 13 Februari 2016   14:14 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

SETIAP aksi selalu memunculkan reaksi. Reaksi tersebut bisa positif, bisa pula negatif. Reaksi plus minus bermunculan setelah kemarin (Jumat 12 Februari 2016), Partai NasDem membuat deklarasi mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam rangka pencalonannya kembali sebagai gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.

Sebagaimana telah saya ungkap dalam catatan saya di kompasiana kemarin, keputusan NasDem mendukung Ahok bakal memunculkan pendapat/opini miring, terutama dari lawan politik Ahok yang selama ini gencar mengganjal Ahok agar mantan Bupati Bangka Belitung Timur itu gagal/kalah dalam hajatan pilkada serentak pada 2017 nanti.

Nah, betul, kan? Di Fesbook sejak kemarin hingga hari ini (Sabtu 13 Februari 2016), pendapat minor dari orang-orang yang anti-Ahok bermunculan. Mereka kini punya dua objek serangan, yaitu Ahok dan NasDem.

“Paling beritanya di televisi si Brewok dipoles sebagus mungkin.  Publik digiring opininya seolah-olah Ahok itu bersih, tegas,” begitu tulis seorang pemilik akun Facebook kemarin. (Catatan – mungkin salah: yang dimaksud Brewok adalah Surya Paloh, Ketua Umum Partai NasDem).

Dia berkomentar nyinyir seperti itu sebagai respons atas berita yang dimuat situs online posmetro.info yang berjudul: “NasDem Dukung Ahok Jadi Cagub DKI 2017 karena Jakarta Butuh Pemimpin Beradab.”

Saya tidak tahu persis apakah komentator di atas matanya katarak atau punya indera keenam yang melihat Ahok sebagai pemimpin yang lemah gemulai, melambai sehingga pantas dimasukkan ke dalam golongan LGBT? Jangan-jangan yang bersangkutan menyimpulkan Partai NasDem pun telah terjerumus masuk jurang atau melangkah ke jalur sesat dan buta hati kok tega-teganya mendukung Ahok yang (maaf) Tionghoa, Kristen pula.

Ya, sudahlah, itu hak dia. Di era keterbukaan ini, apalagi di media sosial, siapa pun boleh ngomong dan berkomentar apa saja, yang ngawur sekalipun.

Kebencian memang kerap membutakan mata, bahkan hati. Siapa pun boleh berkomentar dan menghakimi Ahok tidak tegas, meskipun ada fakta lain yang menunjukkan bahwa Ahok telah nekat memecat anak buahnya yang berstatus PNS karena mengembat uang rakyat.

Mereka menutup mata dan hati bahwa (mungkin) hanya Ahok-lah pejabat yang berani memberikan sambutan berisi ancaman akan memecat pejabat DKI Jakarta yang baru saja dilantik dan mengucapkan sumpah jabatan. “Kalau Saudara masih korupsi padahal Saudara baru saja bersumpah, buat apa beragama. Lebih baik Saudara tidak beragama daripada memalukan agama yang Saudara anut,” begitu antara lain kata-kata Ahok saat melantik pejabat di lingkungan Dinas Perhubungan DKI Jakarta.

Mendengar sambutan Ahok seperti itu, saya berkomentar: “Ah, ngeri sekali.”  Dia membongkar praktik-praktik kotor di jajarannya yang membuat lalu lintas di Jakarta macet. Video soal ini banyak beredar di media sosial.

Pascadukungan kepada Ahok, ada yang kemudian menuding Partai NasDem mencuri di tikungan dan mendompleng ketenaran Ahok dan sama sekali tidak mau tahu bahwa NasDem mendukung Ahok tanpa syarat (dan pastinya tanpa mahar). Ada pula yang berkomentar NasDem tidak tahu malu dengan mengatakan, partai kok mendukung calon independen? Memangnya partai tidak punya kader/calon pemimpin?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun